SUARAGONG.COM – Kabupaten Lamongan terus menunjukkan keseriusannya dalam mendukung sektor pertanian. Dengan mendorong diversifikasi pangan, dan salah satu komoditas unggulan Lamongan yang kini semakin populer adalah melon. Budidaya melon kini menjadi prioritas dalam pengembangan hortikultura di daerah ini. Sbagaimana sejalan dengan visi pemerintah setempat untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Hal ini disampaikan langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Lamongan, Abdul Rouf. Yangmana disampaikan saat menghadiri acara petik melon di Desa Sendangharjo, Kecamatan Brondong, pada Kamis (26/9/2024) Lalu.
Teknologi Greenhouse untuk Budidaya Melon Lamongan
Salah satu strategi yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam mendorong budidaya melon adalah penggunaan teknologi hidroponik dan smart greenhouse. Teknologi ini memungkinkan petani untuk menghasilkan melon berkualitas tinggi sepanjang tahun, tanpa bergantung pada musim. Di Desa Sendangharjo, misalnya, terdapat Kelompok Tani Putih Widhe yang telah berhasil menerapkan teknologi ini, sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas melon.
Mat Iskan, seorang petani setempat yang mengelola 21 unit greenhouse melon, telah menjadi pelopor dalam budidaya melon modern di Lamongan. Pada awalnya, Mat hanya memiliki satu unit greenhouse pada tahun 2020. Namun, seiring dengan meningkatnya permintaan pasar dan dukungan dari pemerintah, usahanya berkembang pesat hingga saat ini. Dengan seribu pohon melon per unit greenhouse, Mat berhasil memproduksi varietas melon unggulan seperti Inthanon dari Belanda dan Sweetnet dari Thailand, yang dipasarkan ke segmen menengah atas.
“Kami mampu panen hingga empat kali dalam setahun, dan pasokan melon kami sudah bermitra dengan berbagai perusahaan,” kata Mat Iskan. Model pertanian ini juga menarik perhatian generasi muda, terutama milenial yang mulai tertarik dengan inovasi teknologi dalam pertanian.
Peningkatan Produksi Melon di Lamongan
Menurut Abdul Rouf, melon kini menjadi salah satu komoditas hortikultura yang berkembang pesat di Lamongan. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2023, produksi melon mencapai 32.727 kuintal (32.272 ton), dan hingga Agustus 2024, sudah mencapai 10.687 kuintal (1.069 ton). Produksi ini tersebar di lahan seluas 89 hektar, dengan luas panen 62 hektar.
“Produktivitas melon di tahun 2024 rata-rata mencapai 171,60 kuintal per hektar atau sekitar 17,16 ton per hektar. Ini adalah pencapaian yang luar biasa, dan kami optimis produksi melon akan terus meningkat,” ujar Abdul Rouf. Peningkatan ini diharapkan dapat terus berlanjut seiring dengan semakin luasnya penerapan teknologi pertanian modern di wilayah ini.
Kolaborasi dan Inovasi dalam Pengembangan Pertanian
Untuk mencapai target pertanian yang inklusif dan berkelanjutan, Pemkab Lamongan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Program peningkatan kapasitas petani melalui pendampingan teknis dan pembinaan kelembagaan juga menjadi salah satu fokus utama.
Abdul Rouf menekankan bahwa sinergi antara pemerintah, petani, dan swasta sangat penting dalam mewujudkan pertanian yang mandiri dan tangguh. Dengan pendekatan kolaboratif ini, budidaya melon di Lamongan diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga memperkuat posisi Kabupaten Lamongan sebagai produsen hortikultura yang unggul di tingkat nasional.
Pengembangan budidaya melon di Kabupaten Lamongan adalah contoh nyata bagaimana inovasi teknologi dan dukungan pemerintah mampu mengangkat komoditas hortikultura lokal menjadi unggulan. Dengan terus mendorong penerapan teknologi hidroponik dan smart greenhouse, serta melibatkan generasi muda dalam pertanian, Lamongan berada di jalur yang tepat untuk menjadi sentra produksi melon yang sukses dan berdaya saing tinggi. (Aye/Sg).