Type to search

Pemerintahan

Gaes !!! DLH Kota Bontang Belajar Pengelolaan Sampah Organik di Kampoeng Oase Songo Surabaya

Share
DLH Kota Bontang, lakukan kunjungan studi ke Kampoeng Oase Songo, Surabaya, pada Jumat (15/11/2024). Untuk belajar pengolahan sampah organik

SUARAGONG.COM – Dalam upaya memperkuat program pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Rombongan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bontang, Kalimantan Timur, melakukan kunjungan studi ke Kampoeng Oase Songo, Surabaya, pada Jumat (15/11/2024). Kampung yang terletak di RT 09/RW 03, Kelurahan Simomulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal ini dikenal sukses mengelola sampah organik menggunakan maggot, Budidaya Ikan Dalam Ember (Budikdamber), serta produksi pakan pelet dari maggot.

Perkuat Program Pengolahan Sampah Organik

Rombongan yang dipimpin oleh Kepala Bagian Pengelolaan Sampah DLH Kota Bontang, Syakhruddin, membawa 20 peserta, termasuk anggota Kelompok Swadaya Masyarakat, pegiat lingkungan, dan pengelola sampah. Kunjungan ini disambut hangat oleh Ketua Kampoeng Oase Songo, Yaning Mustika Ningrum, didampingi Pembina Kampoeng Oase Songo, Adi Candra, serta mahasiswa magang dari program Studi Independen Bersertifikat (MSIB Batch 7).

Dalam keterangannya, Syakhruddin mengungkapkan alasan di balik kunjungan tersebut. “Kampoeng Oase Songo dikenal sebagai contoh terbaik dalam pengelolaan sampah organik. Kami ingin belajar bagaimana mengelola sampah ini agar tidak lagi menjadi limbah, melainkan dimanfaatkan untuk hal-hal bermanfaat seperti urban farming, pembuatan kompos, hingga produksi energi,” jelasnya.

Syakhruddin menyoroti pentingnya pengelolaan sampah organik, mengingat jenis sampah ini merupakan salah satu penyumbang terbesar gas rumah kaca melalui emisi metana di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). “Sampah organik yang tidak diolah menimbulkan efek rumah kaca tinggi, yang pada akhirnya memperparah kerusakan lapisan ozon,” katanya.

Dari Kampoeng Oase Songo untuk Kota Bontang

Kampanye pengelolaan sampah organik di Kota Bontang sendiri telah berjalan melalui program Bontang Clean sejak 2010. Namun, Syakhruddin menilai bahwa pengelolaan sampah di sumber, seperti yang dilakukan di Kampoeng Oase Songo, masih menjadi tantangan. “Pemilahan sampah dari sumber adalah kunci. Di Surabaya, Kampoeng Oase Songo menjadi contoh nyata. Kami ingin menerapkan model serupa di Bontang dan menamakannya ‘Bontang Clean Oase Songo’,” ujarnya.

Menurutnya, jika metode ini berhasil diterapkan secara masif, Kota Bontang dapat mengurangi sampah organik hingga 40 persen sebelum sampai ke TPA. Ia juga berharap kesuksesan Kampoeng Oase Songo dapat diadopsi oleh seluruh RT di Bontang.

Syakhruddin mengaku terinspirasi oleh kunjungan ini dan bertekad untuk mengimplementasikan praktik terbaik di Kampoeng Oase Songo di Bontang. “Yang penting, bukan hanya terkesan, tapi bisa meniru dan mempraktikkan. Sampah organik selama ini sering kali dibuang bercampur, padahal sebenarnya sangat potensial untuk diolah,” tuturnya.

Harapan Kedepannya

Ia juga menambahkan rencana untuk mengundang Ketua Kampoeng Oase Songo dan pembinanya ke Kota Bontang guna melihat langsung hasil implementasi program tersebut. “Keberhasilan seorang guru adalah melihat muridnya melampaui dirinya. Semoga kami bisa melebihi pencapaian Kampoeng Oase Songo,” tutupnya dengan optimisme.

Kunjungan ini menjadi langkah awal bagi DLH Kota Bontang dalam memperluas wawasan. Terutama tentang pengelolaan sampah organik yang efektif. Sekaligus memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. (Aye/Sg).

Baca Juga : Gaes !!! Kepala Dinas Lingkungan Hidup Lumajang Dorong Pesantren Tingkatkan Kesadaran Lingkungan

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *