Suaragong.com – Kondisi ekonomi makin merosot menjelang akhir masa jabatannya pada Oktober 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadapi tantangan besar dalam menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Meski pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2024 tercatat sebesar 5,05% secara tahunan (YoY), angka ini menunjukkan stagnasi dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,11% YoY.
Pertumbuhan ini menandai tren yang cukup konsisten di bawah kepemimpinan Jokowi, yang telah berlangsung selama dua periode.
Baca Juga : Gaes !!! Waktu Indonesia Bernadya : Duduki Tangga Lagu
Tanggapan Jokowi
Dalam Pidato Kenegaraannya pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI, Jokowi mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian pertumbuhan ekonomi yang masih berada di level 5%.
Menurutnya, pencapaian ini patut diapresiasi, terutama di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian. Jokowi menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara yang berhasil pulih dengan cepat dari dampak pandemi dan konflik geopolitik, yang mempengaruhi banyak negara lainnya. Padahal belum nampak signifikansi dan belum mencerminkan bahwa kondisi ekonomi terkini dalam tren yang makin merosot.
Analisis Perekonomian Indonesia Selama Pemerintahan Jokowi
Namun, beberapa analis menilai bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia selama pemerintahan Jokowi tidak ditargetkan untuk mencapai angka tinggi seperti 6%. Analis Strategic and Economic Action dengan Objek Ekonomi Bruto Indonesia menjelaskan bahwa strategi ekonomi Jokowi lebih fokus pada menahan agar pertumbuhan tidak turun lebih jauh.
Ini adalah respons terhadap tren penurunan pertumbuhan yang terlihat pada akhir pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Padahal tujuan utama dari strategi ekonomi pemerintah adalah mempertahankan stabilitas ekonomi daripada mengejar angka pertumbuhan yang lebih tinggi dari target tahun periode yang jauh dari kenyataan dan harapan l.
Sementara itu, data-data terbaru menunjukkan adanya dinamika yang lebih kompleks di lapangan. Pertumbuhan ekonomi terlihat stabil, namun masih terdapat masalah struktural yang mendalam dan perlu dikaji secara teoritis maupun praktis. Salah satunya adalah peningkatan jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) dan setengah pengangguran. Menurut catatan Kementerian Ketenagakerjaan, pada periode Januari-Juni 2024 terdapat 32.064 PHK, naik 21,4% dibandingkan tahun lalu.
Data Tingkat Pengangguran di Indonesia
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa tingkat pengangguran menurun dari 5,45% pada Februari 2023 menjadi 4,82% pada Februari 2024. Namun, data setengah pengangguran mengalami peningkatan dari 7,86% menjadi 8,52% dalam periode yang sama. Peningkatan setengah pengangguran ini menunjukkan adanya ketidakmerataan dalam pemulihan ekonomi yang merosot dan menyoroti tantangan dalam penciptaan lapangan kerja formal yang berkualitas. Miris dengan keadaan tersebut padahal dalam Orasi Jokowi berjanji fokus pada poin utama salah satunya ekonomi.
Ketidaksesuaian antara data pertumbuhan ekonomi yang positif dan meningkatnya PHK yang telah ada dan cenderung mengalami data bias. Pemerintah tengah meneliti penyebab penurunan daya beli kelas menengah, yang menjadi salah satu fokus utama dalam kebijakan ekonomi mendatang. Data menunjukkan bahwa kemiskinan menurun menjadi 9,09%, sementara indeks ketimpangan atau gini ratio mendekati angka ideal, yaitu 0,379.
Dalam pidatonya, Jokowi juga menekankan pentingnya bersyukur atas pencapaian ekonomi saat ini, meskipun tantangan struktural tetap ada. Dengan berakhirnya masa jabatannya, tantangan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil dan menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas akan menjadi perhatian utama bagi pemerintahan mendatang.
Pemerintah baru diharapkan dapat melanjutkan upaya untuk mengatasi ketidakmerataan ekonomi dan memastikan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan Masyarakat khususnya di kalangan kelas menengah yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
Seiring dengan berakhirnya periode kepemimpinan Jokowi. Langkah strategis untuk mengatasi masalah ekonomi yang ada akan sangat penting bagi masa depan ekonomi Indonesia. Untuk periode mendatang dan tentunya Indonesia emas yang dijadikan momen kebangkitan Ekonomi Nasional.
Baca Juga : Gaes !!! Garuda Biru: Peringatan Darurat Demokrasi Indonesia
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Fz/Sg).