SUARAGONG.COM – Harga bahan pokok di beberapa pasar tradisional mengalami penurunan signifikan pada beberapa komoditas penting. Berdasarkan data terbaru dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), tiga jenis cabai merah mengalami penurunan harga. Antaranya yaitu cabai merah besar, cabai merah keriting, dan cabai rawit merah.
Cabai merah besar tercatat turun dari Rp41.250 menjadi Rp40.000 per kilogram, mencerminkan penurunan pertama dalam sepekan terakhir. Perubahan ini diakibatkan oleh penyesuaian harga rata-rata antara Pasar tradisional. Cabai merah keriting juga menunjukkan penurunan harga menjadi Rp35.000 per kilogram dari sebelumnya Rp36.250, sementara cabai rawit merah mengalami penurunan dari Rp43.750 menjadi Rp41.250 per kilogram. Penurunan ini adalah kelima kali berturut-turut sejak 19 Agustus 2024.
Harga Bahan Pokok di pasar tradisional per akhir Agustus
Secara keseluruhan, tidak ada bahan pokok atau pangan lain yang mengalami kenaikan harga pada hari ini. Adapun harga bahan pokok di pasar tradisional per akhir Agustus 2024 adalah sebagai berikut:
- Bawang merah ukuran sedang: Rp24.500/kg
- Bawang putih ukuran sedang: Rp41.250/kg
- Beras Kualitas bawah I: Rp13.150/kg
- Cabai rawit hijau: Rp40.000/kg
- Daging ayam ras segar: Rp33.750/kg
- Daging sapi kualitas 1: Rp140.000/kg
- Gula pasir kualitas premium: Rp17.500/kg
- Minyak goreng curah: Rp16.250/kg
- Beras super I: Rp16.150/kg
- Telur ayam ras segar: Rp26.250/kg
- Beras medium I: Rp14.750/kg
Faktor Utama Fluktuasi Harga Sembako
Fluktuasi harga sembako dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut kajian dari Journal of Sharia and Law, beberapa faktor utama meliputi:
1. *Faktor Produksi:* Produksi yang tidak stabil, seperti hasil panen yang kurang optimal atau cuaca buruk, dapat mengakibatkan kelangkaan barang dan harga yang melambung.
2. *Faktor Distribusi:* Proses distribusi yang lambat atau terhambat dapat meningkatkan harga, karena pedagang harus menutupi biaya tambahan.
3. *Faktor Sumber Pasokan:* Ketersediaan barang dari sumber pasokan yang terbatas juga dapat memengaruhi harga.
4. *Faktor Permintaan dan Penawaran:* Kenaikan permintaan barang biasanya menyebabkan harga naik, sebaliknya harga turun jika permintaan menurun.
5. *Faktor Jumlah Pedagang Pesaing:* Banyaknya pedagang di pasar dapat mempengaruhi persaingan harga, dengan pasar yang lebih kompetitif sering kali memiliki harga yang lebih stabil.
Dinamika Pasar dan Potensi Dampak Inflasi
Dalam konteks investasi, perubahan harga sembako ini memberikan gambaran penting mengenai dinamika pasar dan potensi dampak inflasi pada daya beli konsumen. Penurunan harga cabai merah, misalnya, bisa menjadi indikator adanya penurunan tekanan inflasi pada komoditas tertentu. Selain itu, ia menyoroti rantai pasok yang masih panjang sehingga menyebabkan inefisiensi. Kurangnya research and development (RnD) untuk menerapkan teknologi yang bisa menggenjot jumlah produksi dan menekan biaya turut ia permasalahkan. Sebagai investor, memahami tren ini penting untuk mengambil keputusan yang tepat terkait investasi di sektor yang terkait dengan pangan dan distribusi.
Dengan memantau perkembangan harga sembako secara berkala, investor dapat mengantisipasi perubahan pasar yang mungkin mempengaruhi sektor-sektor terkait dan merumuskan strategi investasi yang lebih adaptif. Sedangkan beberapa komoditas lain, seperti gula, yang 60 persen dipenuhi dari impor harganya dipengaruhi kondisi di level global. harga gula berfluktuasi karena beberapa pengekspor membatasi pengirimannya.
Jika negara yang bergantung dengan pasokan global alias tidak mandiri, Harga pangannya akan tidak stabil hingga bisa mengganggu stabilitas perekonomian. Ia mencontohkan negara-negara Arab, di mana saat harga gandum naik pada musim semi membuat harga roti meroket dan memicu kekecewaan rakyat. (Ind)