SUARAGONG.COM – Festival Ngopi Sepuluh Ewu (minum sepuluh ribu kopi) kembali digelar. Bertempat di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi Pada 7 November 2024. Digelar rutin sejak 2014, acara ini telah menjadi salah satu event yang paling dinanti oleh wisatawan dan masyarakat Banyuwangi. Ribuan orang setiap tahunnya memadati desa adat yang dikenal dengan tradisi ngopi khas suku Osing Banyuwangi ini.
Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Festival ini adalah perayaan tradisi ngopi yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Kemiren. Bagi warga suku Osing, ngopi atau minum kopi bukan sekadar aktivitas, tetapi sebuah tradisi yang menyatukan komunitas. Setiap tamu yang datang ke rumah warga Kemiren akan disambut dengan kopi. Yang merupakan sajian wajib dan simbol keramahan bagi penduduk setempat.
Menikmati Kopi Khas Banyuwangi di Festival Ngopi Sepuluh Ewu
Festival Ngopi Sepuluh Ewu kali ini digelar di sepanjang jalan utama Desa Kemiren. Rumah-rumah warga disulap menjadi warung kopi dadakan. Di mana teras rumah dijadikan tempat lesehan dan meja-meja kopi. Berbagai jenis kopi, mulai dari arabika, robusta, hingga house blend khas Kemiren. Disajikan dengan cangkir-cangkir yang telah diwariskan turun-temurun oleh masyarakat.
Selain kopi, para pengunjung juga dimanjakan dengan berbagai jajanan tradisional yang menemani setiap tegukan kopi. Keberagaman sajian ini, dipadu dengan suasana kekeluargaan yang tercipta, menjadikan festival ini lebih dari sekadar acara ngopi. Festival ini menjadi ajang untuk berkumpul bersama teman-teman lama, berbagi cerita, dan menikmati kebersamaan.
Makna Lebih dari Sekadar Minum Kopi
Plt. Bupati Banyuwangi, Sugirah, menjelaskan bahwa festival ini bukan hanya sekadar ajang minum kopi bersama, tetapi juga sebagai pertunjukan budaya yang mencerminkan keramahan dan kemurahan hati masyarakat Osing. “Ngopi Sepuluh Ewu adalah simbol persaudaraan yang mempererat hubungan antarwarga dan menggambarkan nilai-nilai luhur masyarakat Osing,” kata Sugirah.
Selain itu, Kepala Desa Kemiren, Muhamad Arifin, mengungkapkan bahwa Festival Ngopi Sepuluh Ewu juga digelar berbarengan dengan perayaan Hari Jadi Desa Kemiren. “Kami mengundang seluruh masyarakat Banyuwangi dan wisatawan. Untuk Hadir dan datang merasakan kehangatan dan persaudaraan yang tercipta dalam setiap tegukan kopi,” jelas Arifin.
Festival yang Menyatukan
Keberhasilan Festival Ngopi Sepuluh Ewu dalam menarik ribuan pengunjung tiap tahunnya bukan hanya karena kopi, tetapi juga karena kekayaan budaya yang ditawarkan. Festival ini menjadi simbol dari keramahtamahan masyarakat Kemiren, yang mengundang siapa saja untuk merasakan kebersamaan dalam suasana yang akrab dan penuh kehangatan.
Dengan begitu, Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Banyuwangi tidak hanya sekadar perayaan tradisi ngopi, tetapi juga menjadi cermin kehidupan sosial dan budaya masyarakat Osing yang kental akan nilai persaudaraan. Sebuah tradisi yang tak hanya menyajikan kopi, tetapi juga mengundang masyarakat dari berbagai daerah untuk menikmati kehangatan, kebersamaan, dan kearifan lokal Banyuwangi. (Aye/sg).
Baca Juga : Gaes !!! Festival Gandrung Sewu: Merayakan Budaya Magis dan Keindahan Banyuwangi