SUARAGONG.COM – Di pusat kota Roma, tepatnya di 27 Via Veneto, terdapat sebuah gereja bersejarah. Sebuah tempat suci yang menyajikan pemandangan sangat berbeda dari gereja-gereja pada umumnya. Gereja Our Lady of the Immaculate Conception (Chiesa di Santa Maria Immacolata) ini tidak hanya dikenal karena keindahan arsitekturnya, tetapi gereja di roma ini juga karena ruang bawah tanahnya yang sangat unik. Di bawah gereja ini, terdapat sekitar 4.000 biarawan Kapusin yang dimakamkan. Namun alih-alih dikuburkan dengan cara biasa, tubuh mereka disusun dan dipajang dalam berbagai bentuk artistik di sepanjang dinding dan langit-langit.
Sejarah Gereja Our Lady of the Immaculate Conception dan Ruang Bawah Tanah Kapusin
Melansir Informasi dari National Geographic (NatGeo). Gereja ini dimiliki oleh ordo Kapusin, sebuah ordo Katolik yang didirikan pada abad ke-16. Pada tahun 1624, ordo ini memutuskan untuk membangun sebuah biara besar di Roma dengan bantuan Paus Urbanus VIII. Para biarawan yang sebelumnya dimakamkan di biara Kapusin lama dipindahkan ke ruang bawah tanah gereja yang baru dibangun ini. Selama lebih dari satu abad, ruang bawah tanah ini berfungsi sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi biarawan Kapusin dari berbagai negara.
Namun, pada pertengahan abad ke-18, ruang bawah tanah tersebut mengalami transformasi yang luar biasa. Tengkorak dan tulang belulang para biarawan tidak hanya dibiarkan begitu saja, tetapi disusun dengan cara yang artistik dan penuh makna. Menciptakan pemandangan yang menakjubkan dan menambah keunikan gereja ini.
Seni dan Filosofi di Balik Dekorasi Tengkorak
Pendekatan ordo Kapusin terhadap kematian sangat tercermin dalam desain ruang bawah tanah ini. Mereka memandang kematian bukan sebagai sesuatu yang harus ditakuti, tetapi sebagai bagian alami dari kehidupan yang harus diterima dengan lapang dada. Hal ini tergambar dalam berbagai karya seni yang ada di ruang bawah tanah ini. Seperti tengkorak yang disusun dalam bentuk salib atau jam dari tulang kaki. Dan bahkan ada satu tengkorak yang dihiasi dengan sayap.
Pesan ini semakin jelas terlihat dalam lukisan karya Caravaggio yang ada di gereja. Yaitu “St. Francis in Meditation,” yang menggambarkan Santo Fransiskus memegang tengkorak sebagai simbol penerimaan terhadap kematian. Karya seni ini bukan hanya menggambarkan kehidupan para biarawan, tetapi juga filosofi hidup mereka. Di mana mengartikan bahwa kehidupan kekal menanti mereka yang menerima Kristus, dan kematian hanyalah gerbang menuju kehidupan abadi.
Ruang Bawah Tanah Sebagai ‘Memento Mori’
Ruang bawah tanah ini dikenal dengan istilah memento mori, yang dalam bahasa Latin berarti “ingatlah bahwa kamu akan mati.” Melalui karya seni yang rumit dan tengkorak yang menghiasi setiap sudut, pengunjung diingatkan akan kefanaan hidup. Di sini, pesan utama bukan hanya tentang kematian itu sendiri, tetapi tentang pentingnya menghargai hidup yang kita miliki. Seperti yang tertulis dalam Kitab Kejadian, “Karena engkau debu, dan engkau akan kembali menjadi debu,” ruang ini mengajak kita untuk merenungkan kenyataan bahwa kematian adalah bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan.
Namun, ada juga pesan tentang harapan. Di tengah tengkorak dan tulang yang memenuhi ruang bawah tanah ini, terdapat lukisan yang menggambarkan kebangkitan Lazarus, serta Perawan Maria yang menyelamatkan jiwa-jiwa dari api penyucian. Ini adalah pengingat bahwa setelah kematian akan ada kehidupan baru—kebangkitan.
Pesan Kehidupan dalam Kematian
Meskipun suasana di ruang bawah tanah ini bisa terasa menyeramkan bagi sebagian orang, sebenarnya tempat ini menyimpan pesan yang mendalam tentang kehidupan. Di satu ceruk, sebuah pesan yang mengingatkan kita bahwa “apa yang kamu lakukan sekarang, kami dulu juga begitu; apa yang kami lakukan sekarang, kamu juga akan begitu,” menjadi pengingat bahwa kita semua pada akhirnya akan menghadapi kematian. Namun, bukan berarti kita harus merasa takut. Sebaliknya, dengan menerima kematian sebagai bagian dari hidup, kita bisa lebih menghargai waktu yang kita miliki dan hidup dengan penuh kesadaran.
Gereja Our Lady of the Immaculate Conception, dengan semua keunikannya, menawarkan pengalaman spiritual dan filosofi hidup yang sangat berbeda. Meskipun berada di bawah tanah dan dihiasi dengan tengkorak, gereja ini bukan hanya tempat untuk merenung tentang kematian, tetapi juga tentang kebangkitan, harapan, dan kehidupan yang terus berlanjut setelah kita tiada.
Gereja ini mengajarkan kita bahwa menghadapi kematian bukanlah hal yang harus ditakuti, tetapi sesuatu yang harus diterima. Dan dengan menerima kenyataan tersebut, kita dapat lebih menghargai hidup dan merasakan keajaiban dari setiap momen yang kita miliki. Melalui ruang bawah tanah yang penuh tengkorak dan pesan memento mori, gereja ini mengingatkan kita akan kefanaan hidup, namun juga memberi harapan akan kehidupan setelah kematian. (Aye/Sg).
Baca Juga : Gaes !!! Sejarah Hari Raya Galungan, Simbol Kemenangan Dharma Melawan Adharma