Type to search

Peristiwa

Gaes !!! Gurun Sahara Dilanda Banjir: Anomali Cuaca?

Share
Beberapa Vegetasi Tumbuh di gurun sahara usai hujan dan banjir/Ilustrasi : Twitter/theholymosques)

SUARAGONG.COM – Fenomena langka terjadi di Gurun Sahara, Maroko, ketika hujan deras selama dua hari berturut-turut mengakibatkan banjir. Dan menghidupkan kembali vegetasi di wilayah yang dikenal sebagai salah satu daerah terkering di dunia. Menurut laporan pemerintah Maroko, curah hujan pada bulan lalu melebihi rata-rata tahunan. Hal ini menyuburkan area yang telah kering selama puluhan tahun. Peristiwa ini menjadi momen bersejarah. Mengingat kembali bahwa kawasan ini jarang sekali menerima hujan, terutama di akhir musim panas.

Pemerintah Maroko mengungkapkan bahwa curah hujan intens ini terjadi di beberapa wilayah. Termasuk Tata, salah satu daerah yang terdampak paling parah. Di Tagounite, sekitar 450 kilometer dari Rabat, tercatat hujan sebesar 3,9 inci dalam waktu 24 jam. Akibatnya, aliran air membentuk sungai dadakan yang melintasi gurun pasir dan mengisi Danau Iriqui yang sudah kering selama lebih dari lima dekade.

Gurun Sahara Banjir: Dampak dan Potensi Perubahan Iklim

Houssine Youabeb dari Direktorat Jenderal Meteorologi Maroko menyatakan bahwa fenomena ini dikenal sebagai badai ekstratropis. Yang memiliki potensi mengubah pola cuaca di kawasan tersebut. Udara yang lebih lembap akibat badai ini dapat memicu lebih banyak penguapan. Sehingga meningkatkan kemungkinan badai baru di masa depan. Selain itu, Maroko telah mengalami kekeringan selama enam tahun berturut-turut, yang mengakibatkan penurunan hasil panen dan memaksa warga untuk membatasi konsumsi air.

Meski banjir membawa tantangan tersendiri, pemerintah Maroko menyambut curah hujan sebagai kesempatan untuk memulihkan akuifer yang menjadi sumber air utama di wilayah tersebut. Di beberapa tempat, waduk dilaporkan terisi penuh hingga memecahkan rekor sepanjang September 2024. Namun, meskipun curah hujan ini mampu mengurangi dampak kekeringan, masih terlalu dini untuk menyatakan apakah ini akan cukup mengatasi masalah jangka panjang.

Perubahan Iklim Serupa di Wilayah Timur Tengah

Fenomena cuaca ekstrem tidak hanya terjadi di Maroko. Sebelumnya, wilayah gurun di Arab Saudi, termasuk kota Makkah, mengalami peningkatan vegetasi hijau yang tidak biasa. Curah hujan yang melimpah menyebabkan area hijau meluas hingga 17,1% dari total luas wilayah Arab Saudi pada Desember 2023. Pusat Nasional Pengembangan Vegetasi dan Pemberantasan Desertifikasi Arab Saudi menyebutkan, vegetasi berkembang di kawasan dengan ketinggian 500 hingga 2.600 meter di sekitar Makkah, Taif, dan Al-Laith.

Upaya penghijauan ini merupakan bagian dari Inisiatif Hijau Saudi yang bertujuan mengurangi dampak desertifikasi dan menjaga lingkungan. Pemerintah Saudi menggunakan teknologi penginderaan jauh dan kecerdasan buatan untuk memantau perubahan vegetasi dan memastikan keberlanjutan lahan hijau tersebut.

Menuju Masa Depan yang Lebih Hijau

Di balik fenomena anomali cuaca yang terjadi di beberapa wilayah gurun, langkah-langkah penghijauan yang dilakukan Arab Saudi memberikan harapan bahwa kawasan Timur Tengah dapat menyesuaikan diri menghadapi tantangan perubahan iklim. Melalui inisiatif semacam ini, negara-negara di Timur Tengah tidak hanya berusaha mengatasi desertifikasi tetapi juga mewujudkan visi masa depan yang berkelanjutan.

Kejadian langka ini menggarisbawahi pentingnya tindakan proaktif dalam menghadapi perubahan iklim. Gurun Sahara dan wilayah gurun lainnya kini menjadi saksi bahwa bahkan kawasan terkering pun dapat berubah, memberikan pelajaran tentang betapa pentingnya menjaga keberlanjutan ekosistem dan kesiapan menghadapi perubahan cuaca ekstrem. (Aye/Sg).

Baca Juga : Gaes !!! Melihat Fenomena Supermoon : Keajaiban Ilusi & Langit

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com