Gaes !!! Indonesia Perangi Pornografi Anak: Peningkatan Kolaborasi dan Sinergi Lintas Sektor
Share

SUARAGONG.COM – Pornografi anak telah menjadi ancaman nyata bagi generasi muda di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal POLRI, sekitar 17,13% dari total 1.410 korban pornografi, pornoaksi, dan eksploitasi seksual di Indonesia adalah anak-anak di bawah usia 17 tahun. Fakta ini menempatkan Indonesia pada peringkat keempat di dunia dan kedua di ASEAN dalam kasus pornografi anak.
Negara Keempat Kasus Pornografi Anak di Asean: Kemen PPA Perkuat Pencegahan
Menghadapi kenyataan ini, pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) memperkuat upaya pencegahan dan penanganan kasus pornografi anak. Dalam Rapat Koordinasi Nasional Pencegahan dan Penanganan Pornografi yang diselenggarakan di Jakarta pada Rabu (9/10). Disampaikan oleh Deputi Pemenuhan Hak Anak Kemen PPPA, Pribudiarta N Sitepu. Ia menyatakan bahwa kementeriannya telah memperkuat berbagai inisiatif. Hal ini dimulai dari revisi Peraturan Presiden terkait Kabupaten/Kota Layak Anak. Bahkan hingga penyusunan Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan terhadap Anak.
Selain itu, Pribudiarta juga menyoroti pentingnya peran Forum Anak sebagai agen perubahan. “Kami terus dorong Forum Anak untuk berperan aktif sebagai pelopor dan pelapor dalam upaya memerangi pornografi anak,” ungkapnya. Penguatan SAPA 129, layanan pengaduan yang disediakan oleh Kemen PPPA, juga menjadi bagian dari upaya pemerintah. Hal ini untuk memprioritaskan dan memberikan dukungan dan pelaporan bagi korban pornografi.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti S juga menegaskan. Bahwa dalam akses konten pornografi yang semakin mudah karena perkembangan teknologi yang membawa dampak yang serius terhadap anak-anak. “Dampak buruk pornografi tidak hanya pada kerusakan mental, tetapi juga membuka jalan bagi berbagai kejahatan lain. Seperti pelecehan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga,” ujar Woro.
Pentingnya Sinergi Lintas Sektor
Woro juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk mengatasi masalah ini secara komprehensif, termasuk membentuk Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Pornografi di setiap kabupaten dan kota.
Selain itu, Woro menggarisbawahi pentingnya peran keluarga sebagai benteng utama dalam menghadapi bahaya konten pornografi. “Peningkatan literasi digital dan pemahaman orang tua tentang bahaya pornografi adalah langkah kunci untuk melindungi anak-anak dari pengaruh negatif internet,” tambahnya.
Upaya pemerintah dalam memerangi pornografi anak ini menunjukkan komitmen serius untuk melindungi generasi muda dan menjaga masa depan bangsa dari ancaman yang merusak. Sinergi yang lebih kuat dan langkah-langkah kolaboratif diharapkan dapat membuahkan hasil signifikan dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak Indonesia. (Aye/Sg).