Malang, Suara Gong. Bank Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah dinominal Rp14.800-Rp15.200 per dolar AS. Perkiraan penguatan tahun mencapai angka Rp14.600-Rp15.100 per dolar AS karena inflasi rendah, pertumbuhan ekonomi tinggi, kebijakan devisa hasil dari ekspor dan imbal hasil surat utang yang stabil.
Kondisi itu memberikan tantangan pertumbuhan ekonomi global yang cenderung melambat disertai tingginya inflasi dan penguatan dolar AS. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan suku bunga The Federal Reserves (The Fed) hingga 6 persen pada tahun 2023. Langkah itu dilakukan untuk meredam tingkat inflasi Amerika Serikat (AS).
Baca Juga : Gaes !!! Ini Hasil Sidak Komisi 2 DPRD Kab Probolinggo, Petani Tembakau Butuh Perda
Inflasi global masih tinggi. Amerika menembus angka hingga 4 persen dan hingga akhir 2024. Hal tersebut membuat bank sentral AS akan menahan suku bunga acuan tinggi untuk lebih lama (higher for longer).
“Dolar sangat kuat, tempo hari (indeks nilai tukar) pernah melemah 101 (poin), sekarang 103, bahkan kemarin 104, berarti dolar itu yang paling kuat di dunia dan kenapa kami harus mempertahankan stabilitas nilai tukar,” ujarnya.
“Ini menyebabkan kemungkinan Fed Fund Rate (suku bunga acuan The Fed) kemungkinan bisa 5,75 persen tahun ini, bahkan juga bisa 6 persen dan kemungkinan juga masih akan tinggi sepanjang 2024,” ujar Perry dalam Rapat Banggar DPR di Gedung DPR seperti ditayangkan akun Youtube Banggar DPR RI, Selasa (29/8) ( ind/man)