Malang, Suaragong – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang, melakukan High Level Meeting (HLM) dalam menjaga inflasi pangan stabil jelang masa kampanye, pemilu 2024 dan HKBN Tahun Baru Imlek 2024. Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat memberikam apresiasi kepada TPID karena berhasil dalam menurunkan inflasi.
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyampaikan bahwa ditahun 2024 ini akan melakukan antisipasi karena pada bulan Februari ada perayaan tahun baru Imlek, kemudian bebarengan dengan hari isra mi’raj dan pemilu.
“Pada tahun 2024 harus mengantisipasi. Hal ini karena bulan februari ada hari raya imlek, dan juga bebarengan dengan hari isra mi’raj dan cuti bersama ditambah pemilu, dan tentunya menghadapi jelang puasa dan hari raya idul Fitri,”ujar orang nomor satu di Pemkot Malang.
Pihaknya mengaku bahwa harga cabe sempat mengalami kenaikan dan sudah mengalami penurunan. Kemudian untuk sekarang yang menjadi perhatian khusus terkait dengan harga beras, daging, dan juga jagung.
“Kemarin kami ada kenaikan cabe tapi sudah aman. Sekarang yang perlu kami perhatikan terkait dengan harga beras yang nantinya kami akan koordinasi dengan Bulog. kemudian juga terkait dengan harga daging sapi, jagung,”terangnya.
Kemudian terkait dengan harga beras, pihaknya akan menggelontorkan beras SPHP di 2 Kecamatan, yakni di Kecamatan Klojen dan Kecamatan Blimbing. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan harga yang akan terjadi nantinya.
“Kemudian untuk daging sapi kami juga bekerjasama antar daerah dengan kabupaten Malang agar mendapatkam daging sapi. Sebelum daging naik kami akan intervensi. Terkait jagung ada beberapa daerah disekitar kota malang, yang memiliki potensi jagung tinggi, yang nantinya akan melakukan kerja sama dengan Perumda Tunas agar kami dapat membeli jagung tersebut,”serunya.
Lebih lanjut, ia mengatakan terkait SPHP ini akan memberikan subsidi terkait ongkos pengiriman dari Bulog ke toko-toko. Serta harga jual beras tersebut tidak jauh dari harga beras yang ada di Bulog. Beras SPHP yang digelontorkan pasti lebih murah daripada di distributor.
“Anggaran sudah kami siapkan terkait dengan intervensi komoditi. Kemarin kami anggarkan 2 miliar. Karena untuk intervensi komoditi tidak hanya pada satu OPD, ada Dispangtan, Diskoperindag, dan bagian PISDA,”imbuhnya.(fat/man)