Malang, Suara Gong
Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah mendatang,produk makanan ringan merk Lumba-lumba menjadi primadona masyarakat Malang Raya. Pasalnya,banyak masyarakat Kabupaten Malang yang berberburu makanan ringan merk Lumba-lumba ini untuk disajikan saat lebaran nanti.
Hal itu terbukti outlet-outlet atau toko yang menyediakan macam-macam jenis kripik dan kue kering milik lumba-lumba ini dibanjiri pengunjung untuk membeli makanan ringan tersebut. Terlebih, kripik singkong Lumba-Lumba itu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jawa Timur (Jatim), khususnya warga yang tinggal di wilayah Kabupaten Malang.
Salah satunya, oulate yang berbeda di rest area, Desa Talok, Kecamatan Turen. Di outlet ini menyediakan berbagai macam makanan kecil kripik singkong atau kripik pisang merk Lumba-Lumba produksi H. Sucipto.
Saat ditemui awak media, anak menantu H. Sucipto, Zulham Mubarok yang juga Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Malang mengatakan, mertuanya merupakan sosok pengusaha yang mengembangkan bisnis kripik singkong yang saat ini dikenal dengan rasa gurih dan manis, dan mudah ditemui diberbagai toko, swalayan dan pusat oleh-oleh di Malang Raya.
“Kalau untuk produksinya itu di Mentaraman Gang 7, Desa Talok, Kecamatan Turen, dan bisnis ini bukan bisnis warisan keluarga, namun hasil jerih payah H Sucipto, yang mengawali karir sebagai petani dan pedagang jeruk sejak 1986 hingga 1996 atau selama 10 tahun,” jelasnya.
Setelah itu, lanjut Zulham, H. Sucipto akhirnya beralih untuk usaha kripik singkong setelah mendapatkan petunjuk dari mimpinya agar melakukan usaha lain. “Setelah mimpi itu, bapak akhirnya berunding dengan keluarga, dan kemudian memutuskan berjualan kripik singkong, apalagi di wilayah Turen banyak ditemukan tanaman singkong,” terangnya.
Zulham menceritakan, di tahun 2001, H. Sucipto dan isteri mulai berjualan kripik singkong, tepatnya pada H-10 Lebaran. Pertama kali menjual kripik singkong mampu menjual 80 kuintal kripik secara keliling kampung dengan sepeda pancal milik anaknya.
Seiring berjalannnya waktu, kripik singkong buatan H. Sucipto tersebut semakin terkenal. Ketika ditanya mengapa memilih merk Lumba-lumba, Zulham mengaku, bahwa berdasarkan pengakuan mertuanya, dapat petunjuk spiritual pada tahun 1998.
“Kala itu musim panas berkepanjangan, bapak dan ibu mertua saya ini mendapatkan isyarah atau petunjuk dan melihat segerombolan lumba-lumba yang berenang di laut timbul tenggelam silih berganti. Akhirnya produksi kripik singkong ini diberi nama Lumba-Lumba, yang hingga kini semakin besar produksinya,” tandasnya. ( sur/man)