SUARAGONG.COM – Pada Februari 2024, jumlah pengangguran di Indonesia dilaporkan mencapai 7,2 juta orang, angka terendah sejak 1997. Meskipun ada penurunan yang signifikan, tantangan besar tetap dihadapi. Terutama dengan tingkat pengangguran Indonesia yang masih tertinggi di kawasan ASEAN. Menurut data dari Dana Moneter Internasional (IMF) per April 2024, tingkat pengangguran di Indonesia adalah 5,2%. Sebagai perbandingan, Thailand memiliki angka pengangguran terendah di ASEAN, yaitu hanya 1,1%.
Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja
Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia pada Februari 2024 mencapai 214 juta, meningkat sebanyak 2,41 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dalam hal angkatan kerja, angka ini meningkat menjadi 149,38 juta orang, bertambah 2,76 juta dari Februari 2023. Meskipun tren penurunan angka pengangguran terlihat sejak Agustus 2022, data menunjukkan bahwa masih ada 7,2 juta orang yang menganggur, mencerminkan tantangan dalam menyerap tenaga kerja baru.
Analisis Tingkat Pendidikan dan Angka Pengangguran
Data BPS menunjukkan bahwa pengangguran tertinggi berasal dari lulusan SMA, dengan jumlah 2,1 juta orang, diikuti oleh lulusan SMK dan SMP, masing-masing 1,6 juta dan 1,1 juta. Sebaliknya, kelompok dengan angka pengangguran terendah terdiri dari mereka yang tidak/belum tamat SD (394 ribu), lulusan diploma (173 ribu), dan yang belum pernah sekolah (13 ribu).
Penting untuk dicatat bahwa tingkat pendidikan berbanding terbalik dengan tingkat pengangguran; semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin rendah jumlah pengangguran. Namun, banyak pencari kerja baru mengalami kesulitan karena banyak perusahaan yang menetapkan persyaratan ketat terkait pengalaman kerja, seperti keharusan memiliki 1-2 tahun pengalaman, yang membuat fresh graduate kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan.
Faktor Penyebab Tingginya Angka Pengangguran
Salah satu faktor penyebab tingginya pengangguran di Indonesia adalah rendahnya minat pengusaha untuk membuka lowongan pekerjaan baru. Terutama di tengah syarat yang memberatkan dan juga Sulit untuk dipenuhi. Selain itu, batas usia yang diterapkan dalam persyaratan lamaran kerja juga mempengaruhi jumlah pengangguran, terutama bagi mereka yang berusaha kembali ke pasar kerja setelah jeda waktu.
Respons Pemerintah
Dalam upaya mengatasi masalah pengangguran, Presiden Prabowo Subianto telah menugaskan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk melaksanakan langkah-langkah strategis. Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer Gerungan, menyatakan, “Kita ditugaskan oleh presiden untuk melaksanakan tugas-tugas yang berorientasi pada rakyat. Pengangguran menjadi narasi besar yang akan kita kawal.”
Kemnaker berfokus pada berbagai inisiatif, termasuk pelatihan keterampilan dan kebijakan untuk mendukung individu yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung generasi muda menuju Indonesia 2045.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, meskipun Indonesia mengalami penurunan jumlah pengangguran, tantangan tetap ada. Tingkat pengangguran yang masih tertinggi di ASEAN menunjukkan perlunya upaya lebih lanjut dalam menciptakan lapangan kerja. Serta mengatasi masalah yang dihadapi oleh pencari kerja baru. Dengan kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta, diharapkan pengangguran dapat ditekan lebih jauh dan peluang kerja dapat ditingkatkan, memberikan harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. (Aye/Sg)
Baca Juga : Gaes !!! Ini Loh solusi mengatasi pengangguran