SUARAGONG.COM – Gaes !!! Keamanan Siber Indonesia terus dibombardir habis-habisan. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, keamanan data menjadi isu yang semakin krusial khsusunya di Indonesia. Terlebih lagi topik ini menjadi hangat semenjak kebocoran data PDN2 beberapa waktu lalu. Baru-baru ini, Lembaga Riset Keamanan Siber, Cissrec, mengungkapkan adanya dugaan kebocoran data lagi. Mengejutkannya, kali ini melibatkan Data Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Data ASN dari BKN dibobol dan dijual Oleh Hacker
Sang HACKER atau si peretas yang bertanggung jawab dibalik kebocoran ini adalah “TopiAx,”. Sang hacker mengklaim bahwa ia telah berhasil memperoleh 4.759.218 baris data yang sangat sensitif. Data tersebut kini dijual di forum hacker terkenal, Breachforums, dengan harga yang fantastis. Senilai US$ 10 ribu atau sekitar Rp 159,4 juta.
Dalam dunia peretasan, harga tersebut mungkin tidak mengejutkan bagi beberapa orang. Namun nilai itu sebanding dengan dampak besar yang dapat ditimbulkan oleh data yang bocor ini. Data yang diduga dicuri mencakup informasi penting tentang ASN. Antaranya mulai dari nama, tempat dan tanggal lahir, jabatan, instansi, alamat, nomor ponsel, email, hingga tanggal pengangkatan sebagai CPNS dan PNS. Bahkan, menurut Cissrec, beberapa informasi ini telah diproses menggunakan metode kriptografi, yang menunjukkan bahwa pelaku peretasan ini memiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang keamanan siber.
Ditemukan di Platform Hacker “Breachforums”
Pratama Persadha, Chairman Cissrec, mengungkapkan bahwa mereka pertama kali mengetahui kebocoran ini dari unggahan di Breachforums. Peretas tersebut tidak hanya membagikan klaimnya, tetapi juga memberikan contoh data yang berisi informasi dari 128 ASN di Aceh. Untuk memastikan validitas data tersebut, Pratama bersama timnya melakukan verifikasi dengan menghubungi 13 ASN secara acak melalui WhatsApp. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar data tersebut akurat, meskipun terdapat beberapa kesalahan penulisan pada digit terakhir di bagian NIP dan NIK.
BKN Ambil Tindakan
Menyikapi temuan ini, BKN segera mengambil tindakan cepat dengan menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk melakukan investigasi menyeluruh. Plt Kepala Biro Humas, Hukum, dan Kerja Sama BKN, Vino Dita Tama, menyatakan bahwa investigasi ini sangat penting untuk memastikan keamanan data ASN serta untuk memitigasi potensi risiko yang mungkin muncul akibat kebocoran ini. Meskipun begitu, Vino menegaskan bahwa dugaan kebocoran data ini tidak berdampak langsung pada layanan manajemen ASN yang selama ini diakses oleh masyarakat.
Kekhawatiran Publik
Namun, terlepas dari jaminan tersebut, kekhawatiran publik tidak bisa diabaikan begitu saja. Keamanan data menjadi perhatian utama di era digital ini, terlebih dengan semakin banyaknya laporan kebocoran data di berbagai sektor. Oleh karena itu, Vino mengimbau seluruh pengguna layanan BKN untuk segera memperbarui kata kunci atau password mereka secara berkala. Langkah ini diharapkan dapat menjadi upaya pencegahan terhadap potensi risiko yang mungkin timbul di masa mendatang.
Kasus ini menjadi pengingat keras bahwa di balik perkembangan teknologi yang pesat, selalu ada ancaman yang mengintai. Perlindungan data bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat luas yang harus lebih waspada dan berhati-hati dalam menjaga informasi pribadi mereka di dunia maya. (Aye/Sg).