SUARAGONG.COM – Peran pemuda dalam memberantas narkoba di Jawa Timur (Jatim) sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, momen Sumpah Pemuda tahun ini diharapkan dapat memotivasi kalangan muda di Jatim untuk aktif dalam pemberantasan narkoba.
“Kalau dulu semua pemuda Indonesia bersatu dalam satu Indonesia untuk menuju kemerdekaan Bangsa, saat ini pemuda harus bersatu untuk memberantas narkoba yang masih menjadi ancaman bangsa ini, khususnya di Jatim,” ujar Ketua Komisi A DPRD Jatim, Dedi Iwansyah, pada Selasa (29/10/2024).
Peran Strategis Pemuda dalam Pencegahan Narkoba
Dedi menjelaskan bahwa peran pemuda dalam pemberantasan dan pencegahan narkoba sangat diharapkan, mengingat peredaran narkoba di Jatim masih tinggi. Menurut data Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jatim, angka kasus narkoba di provinsi ini menempati urutan kedua secara nasional, dengan penyalahgunaan narkoba mencapai 5.000-6.000 kasus per tahunnya. Penyalahgunaan narkotika yang umum terjadi meliputi jenis ganja dan sabu-sabu, dengan rata-rata tersangka mencapai 6.000 orang.
“Di Jatim, terdapat sebanyak 1.162 kawasan rawan narkoba. Kota-kota besar di Jatim seperti Surabaya, Madura, dan Mojokerto masih mendominasi peta rawan narkoba. Kebanyakan pengguna narkoba berusia 15-40 tahun,” lanjutnya.
Dengan demikian, Dedi berharap generasi muda Indonesia, khususnya di Jawa Timur, dapat menjadi garda terdepan dalam memerangi narkoba. Ia percaya bahwa dengan keterlibatan kaum muda dan semangat Sumpah Pemuda, peredaran narkoba di Jatim dapat ditekan.
“Pemuda di Jatim dapat bersama-sama melakukan penyadaran mengenai bahaya narkoba di lingkungan masing-masing. Pemberantasan narkoba tidak bisa mengandalkan BNNP maupun instansi terkait saja. Peran masyarakat, khususnya pemuda, sangat diharapkan,” tegasnya.
Peranan Pemuda Jaga Informasi Palsu atau Hoaks di Dunia Maya
Selain persoalan narkoba, Dedi juga berharap generasi muda ikut menjadi garda terdepan dalam penanggulangan hoaks dan ujaran kebencian di masyarakat.
“Pemuda yang akrab dengan teknologi saat ini dapat berperan sebagai filter di masyarakat dengan memberikan edukasi untuk menghindari hoaks dan penyebaran kebencian,” katanya.
Dengan tingginya penyebaran hoaks dan kebencian di masyarakat, keterlibatan pemuda sangat penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait isu ini.
“Minimal, pemuda bisa mengajak masyarakat di sekitarnya untuk tidak ikut menyebarkan informasi hoaks dan ujaran kebencian melalui ponsel yang dimiliki, serta mengajak masyarakat bijak dalam penggunaan teknologi,” pungkas Dedi. (Aye/Sg)
Baca Juga : Gaes !!! Pemkot Malang Sosialisasikan Penyalahgunaan Narkoba