Jember, Suaragong – Mahasiswa dari Universitas Jember berhasil menciptakan alat untuk membuat pestisida organik ramah lingkungan untuk para petani.
Alat yang dibuat para Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jember ini dinamakan Monoxenic Culture Bioreactor. Alat ini digunakan untuk memperbanyak senyawa yang bernama Nematoda Entomopatogen dalam membuat pestisida organik.
Baca Juga : Gaes !!! Hama Tikus Menyerang Pertanian di Lumajang
Mahasiswa Universitas Jember
Terdapat lima Mahasiswa yang tergabung dalam Tim Xentoric. Lima mahasiswa itu bernama Deviana Fitria Astuti, Mohammad Novan Efendi dan Bela Indri Ayunita dari Program Studi Proteksi Tanaman. Kemudian Muhammad Badar Alfath mahasiswa Program Studi Penyuluhan Pertanian dan Sheinka Amalia Gisna mahasiswi Program Studi Agribisnis Pertanian.
Dalam penelitian pembuatan alat ini, para mahasiswa ini dibimbing oleh dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember bernama Ankardyanshah Pandu Pradhana. Dan pada saat melaksanakan proyek penelitiannya, para mahasiswa ini mendapat dukungan dana dari Program Kreatif Mahasiswa Terapan Sains dan Teknologi (PKM-PI).
Mereka juga menjalin kerjasama dengan CV. Tani Jaya Organik di Desa Rowosari, Kecamatan Sumberjambe Jember, yang merupakan daerah sentra beras organik.
Alasan Pembuatan Alat
Menurut Deviana selaku ketua tim mengatakan pada tanggal 13 Juli 2024, lahan sawah milik CV dengan luasan 70 hektar, hanya menghasilkan beras organik sebanyak 50 hingga 70 ton setiap satu siklus produksi. Hal tersebut dikarenakan sering terjadinya serangan hama yang menyebabkan penurunan produksi beras organik sebesar 15-30%.
Menurutnya, pada saat itu petani di desa setempat hanya menggunakan pestisida alami yang berbahan dasar daun mimbar untuk melawan hama. Hasilnya masih belum efektif dan memiliki beberapa kendala. Maka dari itu mahasiswa memiliki ide untuk menciptakan alat untuk membuat pestisida organik yang ramah lingkungan.
Cara Kerja Alat Pembuat Pestisida
Senyawa Nematoda Entomopatogen sebenarnya sudah tersedia di alam sekitar. Namun sifatnya sensitif terhadap pestisida kimia dan hanya tersedia di lahan organik saja. Alat Monoxenic Culture Bioreactor digunakan untuk memudahkan memperbanyak Nematodanya. Sehingga dari mitra nanti cukup satu kali saja dalam mendapatkan Nematoda atau bibitnya, setelah itu dimasukkan ke alat Monoxenic Culture Bioreactor.
Monoxenic Culture Bioreactor adalah alat yang berbentuk seperti tabung dan memiliki monitor di dalamnya yang berfungsi untuk mengukur suhu dan ph tanahnya.
Metode pengaplikasian pestisida tersebut menggunakan metode semprot. Cairan Ematoda Entomopatogen di letakan di dalam spons. Lalu spons diperas lalu air setelah itu dimasukkan ke dalam tangki dan bisa langsung disemprotkan ke tanaman.
Bela mengatakan “Air perasan alat Monoxenic Culture Bioreactor. Dapat disemprotkan di lahan pertanian, ketikan tanaman padi telah berumur dua bulan. Supaya senyawa yang terkandung dapat menekan organisme pengganggu saat proses pembuahan.”
Tanggapan Pemilik Lahan
Perwakilan dari CV. Tani Jaya Organik, Subairi sekaligus pemilik lahan, mengaku setelah lahannya dijadikan tempat pengaplikasian pestisida tersebut hasil produksi berasnya meningkat drastis.
Subairu mengatakan “Adanya inovasi ini keresahan pemilik lahan yang tergabung dalam CV ini sudah mulai teratasi. Kami berharap program ini dapat terus berjalan hingga mendapatkan peningkatan produksi yang tinggi.” (Fz/Sg).
Comments 2