SUARAGONG.COM – Peran krusial terkait Usaha Mikro, kecil, dan menengah adalah pendanaannya. Hal ini juga menjadi sebuah sorotan dari negara-negara berkembang, tak terkecuali indonesia. Maka dari itu, micro-financing atau keuangan mikro menjadi pendukung andal yang dapat membantu pembangunan ekonomi terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Hal ini tercurahkan, Dalam sesi paralel tematik “Empowering Micro, Small and Medium-sized Enterprises: Strengthening Micro-Financing for Inclusive and Impactful Development”. Pada High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024, Selasa (3/9/2024) di Nusa Dua Bali.
UMKM yang mencakup lebih dari 90 persen dari seluruh usaha di dunia. Sehingga memiliki peran vital dalam menonggak tulang punggung ekonomi global. Di negara-negara berkembang, UMKM tidak hanya menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs).
Micro-financing Berperan besar untuk Kembangkan UMKM
Demikian ditegaskan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Teten Masduki yang hadir selaku pembicara.
“Micro-financing telah berperan besar dalam pengembangan bisnis UMKM, perluasan pasar, dan pengurangan ketimpangan ekonomi di Indonesia. Serta negara-negara Selatan lainnya. Lebih dari itu, micro-financing juga berperan dalam memperkuat ketahanan UMKM terhadap perubahan ekonomi dan lingkungan. Dengan melalui adopsi teknologi berkelanjutan,” ujar Teten.
Tantangan Besar Pendanaan UMKM
Namun, katanya, tantangan besar masih menghambat akses UMKM terhadap pembiayaan formal. International Finance Corporation mencatat adanya kesenjangan pendanaan tahunan sebesar USD5,2 triliun untuk UMKM di seluruh dunia, dengan 40 persen dari kesenjangan ini terjadi di negara berkembang.
“Salah satu hambatan utama adalah kurangnya agunan, yang membuat banyak UMKM kesulitan mengakses kredit perbankan. Hingga kini, tercatat ada 30,76 juta UMKM yang belum terhubung dengan perbankan dan masih unbankable,” ujar Teten.
Tagetkan Perluasan Akses Micro Financing
Dalam sesi ini, pemerintah RI pun menekankan perlunya memperluas akses keuangan mikro untuk meningkatkan daya saing UMKM dalam menghadapi tantangan global yang dinamis. Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga keuangan, dan komunitas lokal menjadi kunci dalam memastikan dampak positif dan keberlanjutan dari inisiatif keuangan mikro.
Selain itu, monitoring dan evaluasi secara berkala dianggap penting untuk mengidentifikasi tantangan yang muncul dan menyesuaikan strategi guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2030.
Forum HLF MSP 2024 ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat kerja sama global dan membangun kemitraan transformatif, yang dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi rakyat di masa mendatang. (Aye/Sg)