Gaes !!! Minuman Manis Picu Resiko Cuci Darah Pada Anak
Share

SUARAGONG.COM – Serangan diabetes menjadi mimpi buruk bagi semua orang. Ya Gaes!!! Semua Orang, Entah itu dewasa atau masih anak-anak bisa terkena Diabetes khususnya tipe 1. Potensi ini tidak bisa dipungkiri dimana seorang anak harus berurusan dengan Terapi Cuci Darah akibat penyakit tersebut. Mengapa Bisa Begitu?. Salah satu komplikasi serius yang dapat timbul dari diabetes yang tidak terkontrol adalah kerusakan ginjal, yang pada akhirnya sang anak harus berkelahi dengan diabetes dan Menyebabkan kebutuhan cuci darah atau hemodialisis.
Cuci Darah Pada Remaja
Cuci darah adalah prosedur medis yang menggantikan fungsi ginjal yang rusak atau gagal. Proses ini melibatkan mesin yang menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah, sebuah tugas yang biasanya dilakukan oleh ginjal yang sehat. Bagi remaja dengan diabetes yang tidak terkontrol, kerusakan ginjal dapat terjadi lebih cepat, meningkatkan risiko mereka untuk memerlukan cuci darah. Para penderita penyakit ginjal kronis tahap akhir atau orang yang kehilangan fungsi ginjal lebih dari 85% wajib untuk melakukan cuci darah.
Melihat dari Datanya dulu nih Gaes !!!. Berdasar data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada 2017, setidaknya ada 212 anak di 14 rumah sakit pendidikan dengan konsultan nefrologi anak yang mengalami gagal ginjal dan menjalani terapi pengganti ginjal. Hal ini dikarenakan sebuah gaya hidup moderen yang tidak diperhatikan betul oleh orangtua.
Lebih Jelasnya lagi, Ketua Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, gaya hidup modern perlu diperhatikan oleh orangtua. Dikarenakan gaya hidup modern turut meningkatkan risiko gangguan ginjal kronis pada anak.
Memahami risiko cuci darah akibat diabetes dan bagaimana mencegah serta mengelola kondisi ini sangat penting, terutama bagi remaja yang ingin tetap aktif dan sehat.
Resiko Dari Melakukan Cuci Darah
Berikut adalah beberapa risiko utama yang terkait dengan prosedur cuci darah:
- Hipotensi (Tekanan Darah Rendah) Selama cuci darah, tekanan darah pasien dapat turun secara tiba-tiba. Hipotensi ini dapat menyebabkan gejala seperti pusing, lemas, mual, keringat dingin, dan dalam kasus yang parah, kehilangan kesadaran. Ini sering terjadi karena perubahan cepat dalam volume cairan yang dikeluarkan dari tubuh.
- Anemia. Pasien yang menjalani cuci darah sering mengalami anemia karena ginjal yang rusak tidak dapat memproduksi hormon erythropoietin, yang diperlukan untuk merangsang produksi sel darah merah. Anemia dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan sesak napas.
- Gangguan Kardiovaskular. Hemodialisis dapat meningkatkan risiko masalah kardiovaskular, termasuk hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit jantung, dan serangan jantung. Ketidakseimbangan elektrolit dan cairan yang terjadi selama cuci darah dapat berkontribusi pada masalah ini.
- Gatal-Gatal (Pruritus). Gatal-gatal adalah masalah umum bagi pasien cuci darah. Penyebabnya belum sepenuhnya dipahami, tetapi diduga berkaitan dengan penumpukan limbah dalam darah yang tidak sepenuhnya dikeluarkan selama hemodialisis.
- Kram Otot. Kram otot yang menyakitkan dapat terjadi selama atau setelah sesi cuci darah. Hal ini biasanya disebabkan oleh perubahan cepat dalam kadar cairan dan elektrolit dalam tubuh. Kram otot ini dapat mengganggu kenyamanan dan aktivitas sehari-hari pasien.
Langkah-Langkah Pencegahan dan Pengelolaan
- Kontrol Gula Darah yang Ketat Mengelola kadar gula darah dengan baik adalah langkah pertama dan terpenting untuk mencegah kerusakan ginjal pada remaja dengan diabetes. Ini melibatkan pemantauan rutin, penggunaan insulin yang tepat, dan mengikuti diet yang disarankan oleh dokter atau ahli gizi.
- Pemeriksaan Ginjal Rutin Remaja dengan diabetes harus menjalani pemeriksaan ginjal secara teratur untuk mendeteksi tanda-tanda awal kerusakan ginjal. Deteksi dini memungkinkan intervensi yang lebih efektif dan dapat mencegah perkembangan lebih lanjut.
- Pengelolaan Diet dan Nutrisi Diet yang seimbang dan nutrisi yang tepat sangat penting untuk remaja dengan diabetes. Menghindari makanan tinggi gula dan garam, serta memastikan asupan cairan yang cukup, dapat membantu melindungi ginjal.
- Aktivitas Fisik yang Teratur Olahraga dan aktivitas fisik yang teratur dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan kesehatan ginjal. Pilih aktivitas yang sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan remaja, seperti bersepeda, berenang, atau berjalan kaki.
- Dukungan Emosional dan Psikologis Menyediakan dukungan emosional dan psikologis bagi remaja yang menjalani cuci darah sangat penting. Konseling dan kelompok dukungan dapat membantu mereka mengatasi stres dan perasaan cemas.
- Konsultasi dengan Ahli Ginjal Anak Melibatkan ahli ginjal anak atau nefrologis dalam perawatan remaja dengan diabetes dapat memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan terbaik dan strategi pencegahan yang efektif.
Cuci darah adalah prosedur penting namun berisiko bagi Anak-Anak/remaja dengan diabetes yang mengalami kerusakan ginjal. Dengan pengelolaan gula darah yang ketat, pemeriksaan rutin, dan pendekatan holistik terhadap kesehatan dan kesejahteraan remaja, risiko komplikasi cuci darah dapat diminimalkan. Remaja dan orang tua harus selalu berkonsultasi dengan tim medis untuk mendapatkan informasi dan dukungan yang tepat dalam mengelola diabetes dan kesehatan ginjal. (Aye/Sg).