Suaragong.com – Di tengah tekanan hidup yang semakin meningkat, banyak orang mencari cara untuk meredakan stres baik dengan makan, tidur, minum, atau, tentu saja, berbelanja. Namun, para ahli keuangan memperingatkan bahwa berlebihan dalam berbelanja sebagai bentuk pelarian justru bisa berdampak buruk dalam jangka panjang. Praktik ini dikenal dengan istilah “doom spending.”
Menurut survei yang dilakukan oleh Credit Karma pada Oktober lalu, lebih dari seperempat orang Amerika mengaku melakukan doom spending sebagai respons terhadap kekhawatiran mengenai inflasi, biaya hidup, urusan luar negeri, dan pemilu. Generasi muda, terutama Gen Z dan Milenial, tampaknya lebih rentan terhadap perilaku ini. 37% Gen Z dan 39% Milenial mengaku terjebak dalam doom spending.
Baca Juga : Gaes !!! Penjelasan Fenomena Doom Spending yang Marak di Kalangan Gen Z dan Millennial
Fenomena ini menjadi perhatian serius karena hampir sepertiga orang Amerika mengaku tidak memiliki tabungan jangka pendek. Menurut laporan dari Bankrate tahun ini. Selain itu, 38% dari Gen Z dan Milenial merasa lebih sulit untuk membangun kekayaan finansial dibandingkan dengan generasi orang tua mereka, terutama karena kondisi ekonomi yang semakin sulit.
Berikut ini beberapa saran dari para ahli keuangan untuk mengurangi perilaku doom spending:
Tentukan Batas Pengeluaran
Hanna Grichanik, seorang penasihat keuangan pribadi di Northwestern Mutual, mengatakan bahwa menghindari pengeluaran sepenuhnya saat stres bukanlah solusi yang realistis. Sebaliknya, saat merasa ingin berbelanja, Grichanik menyarankan untuk memanfaatkan poin hadiah, kupon, atau diskon untuk mengurangi biaya. Dengan membuat aturan untuk berbelanja hanya dalam kondisi diskon, pengalaman berbelanja bisa menjadi lebih menyenangkan sekaligus membantu menjaga kesehatan finansial jangka panjang.
“Trik kecil ini bisa membantu Anda terus menemukan cara untuk menabung, namun tetap bisa menikmati sesuatu yang sudah Anda inginkan,” ujar Grichanik.
Tentukan Tujuan Keuangan yang Terukur
Uang tetap menjadi salah satu penyebab stres terbesar di Amerika, menurut American Psychological Association. Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi kebiasaan finansial yang sehat, seperti menabung meskipun secara perlahan namun konsisten, untuk mengurangi potensi stres finansial di masa depan.
Mulailah dengan menyisihkan sedikit uang setiap minggu, misalnya $10, seperti yang pernah disarankan oleh Angela Fontes, wakil presiden kebijakan dan riset di Financial Health Network. “Tidak ada yang bisa terwujud dalam semalam, tetapi dengan konsistensi dan tujuan yang jelas, ini bisa sangat efektif,” tambah Grichanik. Mengonsultasikan ahli untuk menempatkan uang di tabungan berbunga tinggi atau menyisihkan sebagian gaji untuk Roth IRA atau 401K juga bisa membantu mengurangi kecenderungan untuk berbelanja.
Buat Penghalang untuk Pengeluaran
Seperti halnya beberapa orang yang mengunci ponsel mereka untuk menghentikan kebiasaan menggulir. Grichanik menyarankan untuk melakukan sesuatu yang membuat pengeluaran lebih sulit dilakukan. Misalnya, dengan menghapus informasi kartu kredit yang tersimpan di browser atau dompet digital seperti Apple Wallet untuk memastikan ada penghalang sebelum melakukan pembelian.
Manfaatkan Alat Penghilang Stres
Penting juga untuk memiliki daftar alat yang dapat digunakan untuk meredakan stres—tentunya yang tidak memerlukan pengeluaran besar. Menghubungi teman bisa membantu Anda merasa lebih terhubung, melakukan meditasi untuk merilekskan saraf, atau mengikuti kegiatan komunitas tanpa biaya. Komunitas seperti menjadi sukarelawan atau menghadiri acara mic terbuka, bisa memberi rasa tujuan dan mengurangi stres.
Meskipun berbelanja di tengah stres dapat terasa menyenangkan. Para ahli menekankan pentingnya moderasi dan mengandalkan berbagai cara sehat untuk mengatasi perasaan tidak nyaman tanpa harus merusak keuangan.
Baca Juga : Gaes !!! Kebiasaan Doom Spending Bikin Gen Z Makin Miskin?
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Fz/Sg).