Malang, Suara Gong. Bandara Bali Utara, dengan kapasitas 32 juta penumpang, diprediksi bakal menjadi bandar udara terbesar kedua se-Indonesia. Dibangun seluruhnya di atas laut, lahannya dibagi menjadi dua bagian. Pertama, bandar udara dan kedua, kawasan aerotropolis (atau zona ekonomi di kawasan bandara).
Lokasi Bandara Bali Utara, terletak di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Bandar udara tersebut diinisiasi oleh Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika.
Sayangnya polemik kemudian muncul. Bandara Bali Utara, awalnya masuk daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), berubah menjadi proyek strategis pembangunan jangka panjang, menengah, dan pendek.
Baca Juga : Gaes !!! Ini Masih Masalah Sampah, Pj Wali Kota Akhirnya Terbitkan SE
Sejumlah masyarakat setempat kemudian bereaksi. Mereka menyatakan aspirasi agar pembangunan bandara di lepas pantai terus berlanjut. Aspirasi itu pun akan diteruskan kepada Presiden Jokowi.
Beberapa tokoh politik menanggapi isu tersebut. Muhaimin Iskandar, misalnya, saat berada di Bali, Selasa (22/8/2023) lalu, turut menerima aspirasi masyarakat. Ia mendengar permohonan ribuan warga Buleleng, di Gedung Imaco, Pelabuhan Buleleng, Bali.
“Saya akan menemui Bapak Presiden (Jokowi) membawa aspirasi penting ini. Segera untuk bisa diwujudkan,” kata pria akrab disapa Cak Imin itu. “Saya selama ini tidak banyak minta dengan Presiden. Dan kali ini saya minta kepada beliau untuk benar-benar memperhatikan dan memberi percepatan dan kemudahan terwujudnya bandara di Buleleng,” sambung , Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra itu.
Penghulu Desa Adat Buleleng, Jro Sridana, kepada Cak Imin, menyatakan, Buleleng dan sejumlah wilayah kabupaten di pesisir utara Bali, selama ini kurang mendapat perhatian pemerintah.
“Saya di sini menyampaikan, bukan berkeluh kesah, tetapi ini fakta bahwa Buleleng ini adalah Kabupaten termiskin di Bali. Beda sama Bali Selatan yang bergelimang Dolar,” kata Penglingsir Puri Agung Singaraja, AA Ngurah Ugrasena. (ind/man)