SUARAGONG.COM – Musim kemarau yang berkepanjangan di Kabupaten Banyuwangi mulai berdampak pada kekeringan di berbagai wilayah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi telah mengambil langkah antisipasi dengan mendistribusikan air bersih ke daerah-daerah terdampak serta wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan. Upaya ini dilakukan untuk memastikan kebutuhan air bersih masyarakat tetap terpenuhi di tengah kondisi yang kian mengkhawatirkan.
Status Siaga Kekeringan: Pemkab Banyuwangi Distribusikan Air
Menurut laman resmi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Senin (14/10/2024). Dari Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Banyuwangi Guntur Priambodo menyampaikan. Bahwa sejak beberapa bulan terakhir, pemkab telah menetapkan status siaga kekeringan. Kebijakan ini diperkuat dengan surat keputusan (SK) bupati yang resmi menetapkan status tersebut sejak Juli lalu. “Kami telah memetakan sejumlah wilayah yang kerap terdampak musim kemarau, sehingga langkah-langkah antisipasi bisa segera diambil,” ujar Guntur.
Distribusi Air Bersih oleh BPBD Banyuwangi
Untuk menjawab kebutuhan air bersih, Pemkab Banyuwangi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengerahkan bantuan air bersih langsung ke wilayah terdampak. Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, mengatakan bahwa distribusi air bersih telah dimulai sejak 22 Juli hingga 30 September 2024. Hingga saat ini, total sebanyak 275 ribu liter air bersih telah disalurkan ke sepuluh kecamatan. Termasuk pula kecamatan Wongsorejo, Bangorejo, Tegaldlimo, Singojuruh, dan lainnya. Danang menyatakan distribusi ini akan terus dilakukan hingga kemarau berakhir.
Layanan untuk Permohonan Air Bersih
Selain mendistribusikan air bersih ke daerah yang terdampak kekeringan, BPBD Banyuwangi juga merespons permintaan bantuan air dari desa maupun kecamatan lain yang membutuhkan. Air bersih yang disalurkan merupakan hasil kerja sama dengan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Banyuwangi. “Kami akan terus memantau daerah-daerah yang membutuhkan suplai air bersih, serta mengakomodasi permintaan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mendesak ini,” jelas Danang.
Sistem Gilir Air untuk Persawahan
Selain memenuhi kebutuhan air bersih, Pemkab Banyuwangi juga menerapkan langkah antisipatif bagi para petani di wilayah kekeringan melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan. Sistem gilir diterapkan guna menjaga ketersediaan air untuk sawah selama musim kemarau. Sistem ini mengkoordinasikan distribusi air melalui sinkronisasi antara Himpunan Petani Pemakai Air (Hippa), PPA, dan Koordinator Sumber Daya Air (Korsda) di wilayah Bangorejo.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan dampak kekeringan di Banyuwangi dapat diminimalkan. Pemkab Banyuwangi terus mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dengan melaporkan kebutuhan air yang mendesak, sehingga BPBD bisa langsung bertindak. Langkah antisipatif ini sekaligus memperlihatkan kesiapan pemkab dalam mengatasi berbagai tantangan kekeringan yang kian memprihatinkan. (Aye/Sg).
Baca Juga : Gaes !!! Tradisi Petani Banyuwangi Sambut Awal Musim Tanam, Ritual Bubak Bumi