SUARAGONG.COM – Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar Apel Kesiapsiagaan Pasukan dan Peralatan Penanggulangan Bencana di Alun-Alun Jombang, Selasa (19/11/2024).
BPBD Gelar Apel: Kesiapsiagaan Pasukan dan Peralatan Bencana Alam
Apel ini dipimpin oleh Pejabat Bupati Jombang, Teguh Narutomo, dan dihadiri sejumlah pejabat penting, termasuk anggota Forkopimda, Ketua DPRD Jombang Hadi Admaji, perwakilan BPBD Jawa Timur, kepala OPD, direktur BUMD, serta ketua lembaga relawan bencana di Kabupaten Jombang.
Dalam amanatnya, Teguh Narutomo menekankan pentingnya sinergi semua pihak untuk memastikan keselamatan masyarakat, terutama mengingat karakteristik geografis dan topografi Kabupaten Jombang yang beragam.
“Apel ini adalah wujud nyata tanggung jawab kita bersama. Kabupaten Jombang terdiri dari dataran rendah, pegunungan, hingga area persawahan yang rentan terhadap gangguan alam. Memasuki musim pancaroba, kita harus siap menghadapi perubahan cuaca yang kerap tidak menentu,” ujarnya.
Waspada Bencana Hidrometerologi
Teguh menambahkan bahwa pergantian musim sering kali memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, bahkan badai tropis. Oleh karena itu, upaya pencegahan, mitigasi, dan edukasi masyarakat sangat penting untuk meminimalkan dampaknya.
“Kita harus memastikan langkah-langkah penanganan bencana berjalan optimal. Masyarakat juga perlu diberi pemahaman tentang risiko bencana agar mampu bertindak cepat dan tepat dalam situasi darurat,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kabupaten Jombang, Wiku Birawa Filipe Dias Quintas, melalui Sekretaris BPBD Heri Setyobudi, menyampaikan bahwa pihaknya telah memetakan daerah rawan bencana di 21 kecamatan, 302 desa, dan 4 kelurahan.
“Pemantauan dilakukan setiap enam jam sekali melalui Pusat Pengendalian Operasi Pengendalian Bencana (Pusdalops PB) Jombang. Wilayah yang paling rawan adalah daerah yang berpotensi mengalami banjir bandang, banjir luapan, tanah longsor, dan angin puting beliung,” jelas Heri.
Masyarakat Tetap Waspada
Heri berharap masyarakat dan pemerintah bersama-sama membangun kesiapsiagaan serta ketangguhan dalam menghadapi bencana.
“Bencana alam paling sering terjadi pada November hingga Februari. Semoga kita semua bisa menjadi lebih tanggap dan siap menghadapi segala kemungkinan,” tutupnya.
Kegiatan ini menjadi salah satu langkah strategis untuk meningkatkan mitigasi dan penanganan bencana di Kabupaten Jombang. (Ale)
Baca Juga : Gaes !!! Pj Bupati Jombang Pimpin Apel Pasukan Linmas untuk Pengamanan Pilkada 2024