Indonesia,Suaragong – Situasi yang dihadapi oleh berbagai negara saat ini adalah perubahan cuaca ektrim yang berkepanjangan. Hal ini disebutkan telah dirasakan setidaknya 92 Negara di dunia telah merasakannya secara nyata. Menteri Keuangan diberbagai dunia serta Indonesia bertindak dengan membuat negara negara belahan dunia harus bekerja sama dalam suatu Koalisi untuk mengatasinya.
Di Ungkapkan dalam pertemuan Koalisi Menteri Keuangan Dunia untuk Aksi Perubahan Iklim di Den Haag Belanda pada 1-2 Februari lalu, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi, Masyita Crystallin, dan Co-chairs Ralien Bekkers dari Belanda mengungkapkan sisi penting, tujuan, serta harapan dari pertemuan tersebut.
Masyita yang mengawali diskusi tersebut menjelaskan bahwa struktur Koalisi ini dirancang sedemikian rupa untuk menjembatani dan merekatkan jarak antarnegara. “Posisi co-chair dirancang untuk diisi oleh satu negara maju dan satu negara berkembang. Karena setiap negara memiliki kondisi yang berbeda, baik dari segi kemampuan finansial, akumulasi emisi, dan kemajuan pembangunan.
Selain itu ia mempersilahkan kepada anggota dari negara-negara lain untuk terus terang memberikan Ide, Prinsip, dan pengalaman dari masing-masing negara dalam diskusi tersebut secara bebas dan aman. Koalisi Menteri Keuangan Dunia untuk Aksi Perubahan Iklim sendiri telah berusia 5 tahun dari waktu terbentuknya yang jatuh pada tahun 2024 ini.
Masyita menambahkan, “Kementerian-Kementerian Keuangan dari berbagai negara seringkali diposisikan di luar pembicaraan mengenai perubahan iklim. Misalnya pada COP, Kementerian Keuangan pada umumnya bukan menjadi bagian dari pihak yang mewakili pemerintahannya dalam suatu negosiasi. Padahal, keterlibatan Kementerian Keuangan membantu memajukan kebijakan iklim. Ini adalah bagian dari alasan mengapa Koalisi ini dibentuk.”
Dalam kesempatan yang sama, Masyita mengungkapkan Permasalahan Iklim ini nantinya juga bisa saja berimbas pada hal hal yang kompleks antaranya Ekonomi, Sosial, bahkan Politik.
“Isu iklim menjadi bagian dari masalah utama kita. Ia mempengaruhi kebijakan fiskal, mempengaruhi biaya, dan mempengaruhi keuangan,” timpal Ralien Bekkers menutup diskusi ini. (Aye/Keu)
Comments 1