SUARAGONG.COM – Parenting bukan saja mengenai perilaku sehari-hati normatif. Namun lebih jauh lagi orang tua harus mengungkapkan pandangannya. Khususnya mengenai bagaimana membantu anak-anak mereka mencapai kesuksesan finansial. Dalam bukunya yang terbaru, “Increase Your Financial IQ,” Pentingnya pendidikan keuangan sejak dini. bahwa orang tua harus memulai mengajarkan literasi keuangan kepada anak-anak. Yang mana itu harus diajarkan jauh sebelum mereka menginjak usia dewasa.
Melek Keuangan Diri Sendiri : Literasi Keuangan
Literasi Keuangan sendiri adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap dan perilaku dalam pengambilan keputusan. Serta pengelolaan keuangan untuk mencapai kesejahteraan keuangan. Menurut survei yang dilakukan oleh OJK pada tahun 2022, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia adalah 49,68 persen. Meskipun angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Seperti 21,84 persen pada 2013, 29,70 persen pada 2016, dan 38,03 persen pada 2019, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
4 Tahapan Pengajaran kepada Anak terkait Finansial
Tahapan mengidentifikasi empat area kunci yang harus diajarkan kepada anak-anak untuk membantu mereka menjadi sukses secara finansial:
1. *Memahami Perbedaan Antara Aset dan Liabilitas* bahwa aset adalah sesuatu yang menambah kekayaan seseorang, sedangkan liabilitas mengurangi kekayaan. Misalnya, rumah dapat menjadi liabilitas jika dilengkapi dengan hipotek dan biaya pemeliharaan. Namun, jika rumah tersebut disewakan dan menghasilkan pendapatan, maka ia bisa menjadi aset.
2. *Menggunakan Utang dan Pajak untuk Menjadi Kaya*: mendorong anak-anak untuk memahami perbedaan antara utang baik dan utang buruk. Utang baik digunakan untuk membeli aset yang menghasilkan pendapatan. Sedangkan utang buruk digunakan untuk membeli liabilitas yang tidak memberikan keuntungan finansial.
3. *Mengambil Keputusan Keuangan Sendiri*: Penting bagi anak-anak untuk belajar membuat keputusan finansial secara mandiri. Penekanan bahwa orang kaya tidak bergantung pada pendapat orang lain mengenai keuangan mereka. Mereka membuat keputusan yang cerdas dan berdasar pada pengetahuan mereka sendiri.
4. *Memahami Arus Kas vs. Keuntungan Modal*: Anak-anak perlu memahami perbedaan antara arus kas (uang yang diterima secara reguler dari investasi seperti sewa properti) dan keuntungan modal (keuntungan dari penjualan aset yang harganya lebih tinggi dari harga beli). Arus kas memberikan kestabilan finansial lebih baik dibandingkan keuntungan modal yang mungkin tidak konsisten.
Pentingnya Edukasi Keuangan Pada Anak
Edukasi keuangan berperan penting dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Pendidikan ini harus mencakup berbagai aspek. Antaranya seperti karakteristik sektor jasa keuangan, produk dan layanan keuangan, pengelolaan keuangan, dan perpajakan terkait produk dan layanan. Tujuan jangka panjang dari literasi keuangan adalah untuk memberikan manfaat yang berkelanjutan. Seperti meningkatkan kemampuan dalam memilih produk dan layanan keuangan yang sesuai, perencanaan keuangan yang lebih baik, dan menghindari investasi pada instrumen yang tidak jelas.
Dengan memahami literasi keuangan, masyarakat dapat mengelola dan menjaga kondisi keuangan mereka lebih baik, serta memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan dengan lebih efektif. Bagi sektor jasa keuangan, literasi keuangan yang tinggi akan meningkatkan jumlah pengguna produk dan layanan, menciptakan hubungan saling menguntungkan antara lembaga keuangan dan masyarakat.
Kritik keras pada sistem pendidikan formal yang sering kali mengabaikan literasi keuangan. Suatu keyakinan bahwa orang tua harus mengambil tanggung jawab untuk mengisi kekosongan ini dengan mengajarkan anak-anak mereka dasar-dasar keuangan sejak dini. Dengan mengajarkan empat prinsip dasar ini, bahwa orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan pemahaman yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan finansial yang berkelanjutan hingga lintas generasi. (Ind)