Nasional, Suaragong – Dunia sedang mengalami masa perubahan Iklim yang menjadi keprihatinan negara-negara di PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Hal ini disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Ia menegaskan jika dunai sedang mengalami Perubahan Iklim yang ditandai dengan gelombang panas yang tinggi, sehingga berpengaruh pada urusan pangan. Hal Tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri sehingga Presiden Jokowi mendorong integrasi kerja dari pemerintah pusat dan daerah dalam mengendalikan inflasi.
Perubahan Iklim (Climate Change)
Presiden Juga menjelaskan kondissi ddi berbagai negara saat ini akibat Perubahan Iklim. “Di India bahkan sampai 50 derajat celcius, di Myanmar 45,8 derajat celcius, panas sekali. Kalau orang panas mungkin bisa masuk ke rumah, berteduh bisa, tapi urusan pangan. Hati-hati masalah ini,” ucap Presiden dalam sambutannya pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (14/06/2024) kemarin.
Presiden meenekan persiapan antisipasi dan perencanaan matang dalam menghadapi perubahan iklim da gelombang panas. Sehingga dapat terkendali dan tidak menyebabkan dampak yang lebih besar lagi. Khususnya karena panas tersebut akan berpengaruh ke bidang pertanian sehingga menurunkan produksi pangan dari para petani.
Inflasi
Presiden Jokowi Juga khawatir terkait ketersediaan dan pasokan air karena Climate Change. Dimana hal itu akan menyengsarakan petani dan meenyebabkan Inflasi disektor pangan “Diperkirakan 50 juta petani akan kekurangan air, enggak ada air dan akan masuk pada tadi kekurangan pangan. Artinya apa, jangan main-main urusan kekeringan, jangan main-main urusan gelombang panas. Larinya nanti bisa ke inflasi,” lanjutnya.
Berdasarkan Pers Rilis. Beberapa waktu lalu, Presiden juga meminta kepada jajaran Keementerian dan TNI untuk bekerjasama dalam memasang 20 ribu pompa air di daerah. Diharapkan pompa air tersebut bisa digunakan untuk mengairi sawah para petani nantinya, Khususnya Beras sebagai pangan pokok masyarakat. Selain itu Presiden menuturkan jika jangan sampai air dari sungai kecil maupun besar hanya mengalir saja ke-laut. Tapi harus dimanfaatkan secara maaksimal untuk mengairi sawah dengan pompa yang dibeerikan itu yang bisa menaikkan air dari sungai sungai ke persawahan.
Sektor Pertanian
Selebihnya, Presiden Jokowi juga akan merencanakan Investaasi dalam sektor pertanian ini. Guna menaikkan kelas produksi pangan dengan sistem modern atau sistem smart agriculture. Terutama untuk menggenjot produksi pangan unggulan. Dengan ini bisa menjadikan hasil yang berlipat kedepannya.
“Undang investasi untuk membangun industri pengolahan, untuk membangun pabrik pengolahannya, sehingga nilai tambah dari setiap produksi yang ada di pertanian, perkebunan kita menjadi berlipat. Bangun juga sistem distribusi yang terintegrasi,” katanya. (Aye/Sg/Pres)
Comments 2