Malang, Suaragong – Tradisi Lisan Jemblung Jawa Timur adalah tradisi lisan yang dapat diapresiasi sebagai sebuah kesenian yang hampir punah padahal kaya akan nilai-nilai luhur. Terdiri dari banyak aspek berupa Cerita, Konteks, Ko-teks, Proses Pewarisan, Fungsi, Nilai-nilai, Revitalisasi bahasa maupun budaya.
Secara akar budaya berasal dari istilah jenjem-jenjeme wong gemblung (Tentram-tentramnya orang gila) yang mengandung maksud dan penuh unsur budaya. Dalam seni tutur pertunjukannya berlaku seperti orang gila, tetapi dalam ceritanya mengajarkan nilai-nilai luhur tentang etika dan pesan moral.
Keunikan yang membedakannya dengan kesenian lainnya yaitu, kesenian Jemblung merupakan bentuk tiruan dari sajian gamelan Jawa, biasanya suara pemainnya di atur sedemikian rupa sehingga mirip dengan instrumen-instrumen tertentu sebagaimana dalam gamelan Jawa.
Terdapat struktur cerita dalam tradisi lisan jemblung, yang diklasifikasikan dalam alur, tokoh dan penokohan, dan latar. Lebih kompleks lagi dalam aspek konteks yang meliputi konteks budaya, sosial, situasi, dan ideologi.
Susunan ko-teks dalam tradisi lisan jemblung diklasifikasikan dengan konsep antropolinguistik, meliputi deskripsi paralinguistik, gestur, mimik, penjagaan antarpelaku. Sedangkan unsur material berupa pakaian, penataan lokasi dan dekorasi, penggunaan properti dan fungsinya.
Proses pewarisan dalam tradisi lisan jemblung ini dibagi menjadi dua yakni proses menjadi pemain dan proses penciptaan cerita. Lebih dalam lagi fungsi tradisi lisan jemblung sebagai alat pengesahan kebudayaan, pemaksa berlakunya norma di masyarakat, alat pendidikan, hiburan, Media dakwah, dan media propaganda tematik.
Nilai-Nilai yang ditemukan dalam tradisi lisan Jemblung didominasi oleh nilai religi dan nilai budaya nyaris tergerus budaya Pop bahkan budaya asing. Minimnya sanggar dan seni pertunjukan lisan jemblung menambah urgensi eksistensi warisan adi luhur ini.
Seharusnya Budaya tradisi lisan jemblung yang dapat dimanfaatkan baik untuk pendidikan formal maupun nonformal. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya kepedulian dan menjaga nilai adi luhur sebagai budaya dan tradisi nusantara. ( ind/man)