Suaragong.com – Presiden Prabowo Subianto telah mendapatkan dukungan dari Presiden AS Joe Biden untuk mempercepat studi kelayakan pengembangan reaktor nuklir kecil di Indonesia. Kedua pemimpin negara tersebut baru saja melakukan pembicaraan bilateral di Gedung Putih pada hari Selasa waktu setempat, yang salah satunya membahas kerja sama teknologi, termasuk pengembangan reaktor modular kecil (small modular reactors/SMR).
Dalam pernyataan bersama yang diterbitkan setelah pertemuan, AS menyatakan komitmennya untuk mendukung Indonesia dalam mengembangkan teknologi SMR, termasuk dengan mempercepat studi kelayakan yang sedang berlangsung. Poin penting lainnya dalam pernyataan tersebut adalah potensi kolaborasi untuk membangun keahlian Indonesia melalui program sertifikasi riset penilai nuklir.
Baca Juga : Gaes !!! Prabowo-Biden Sepakati Penguatan Kerja Sama Ekonomi AS-Indonesia
Reaktor Nuklir
Reaktor modular kecil adalah jenis reaktor nuklir canggih dengan kapasitas daya hingga 300 MW(e) per unit, yang hanya sepertiga dari daya yang dihasilkan oleh reaktor nuklir konvensional. Teknologi ini dianggap lebih aman dan efisien dibandingkan dengan pembangkit nuklir besar.
Sebelumnya, Presiden Biden menyatakan bahwa Indonesia adalah “pemain kunci dalam transisi energi bersih”. Biden menyoroti peran besar Indonesia dalam pengembangan energi berkelanjutan. Pada tahun 2023, PLN Indonesia Power, anak perusahaan dari perusahaan utilitas listrik negara, menandatangani perjanjian bantuan teknis senilai $2,3 juta dengan US Trade and Development Agency (USTDA) untuk menilai kelayakan teknis dan ekonomi dari rencana pembangunan SMR di Kalimantan Barat. Fasilitas ini akan menggunakan teknologi dari perusahaan SMR yang berbasis di Oregon, NuScale.
Prabowo tampaknya serius mempertimbangkan pembangkit listrik tenaga nuklir sebagai bagian dari strategi energi Indonesia. Pada bulan Juli, saat berkunjung ke Moskow sebagai presiden terpilih. Prabowo juga membahas potensi kemitraan nuklir dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan bertemu dengan perusahaan nuklir negara Rusia, Rosatom.
Indonesia menargetkan emisi nol bersih pada tahun 2060. Saat ini, Indonesia memiliki tiga reaktor nuklir yang digunakan untuk tujuan riset. Namun negara ini tengah mengeksplorasi potensi pembangkit listrik tenaga nuklir sebagai bagian dari strategi energi bersih yang lebih luas.
Baca Juga : Gaes !!! Prabowo dan Trump Teleponan: Harapan Kerja Sama dan Pertemuan Langsung!
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Fz/Sg).