SUARAGONG.COM – Pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto berencana melakukan perubahan signifikan dalam sistem penyaluran subsidi bahan bakar minyak (BBM). Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, subsidi BBM di masa depan akan dialihkan dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT), dengan tujuan agar penyaluran bantuan lebih tepat sasaran. Namun, kendaraan umum atau yang berplat kuning tetap akan mendapatkan subsidi BBM, meski ada perubahan sistem.
Prabowo Rubah Subsidi BBM: Angkutan Umum Tetap Diberikan
Bahlil menegaskan bahwa meski ada penyesuaian pada skema subsidi, kendaraan umum seperti angkutan dengan plat kuning akan tetap mendapat subsidi BBM. Dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Kementerian ESDM pada Senin (4/11/2024), Bahlil menyampaikan bahwa skema subsidi baru akan dirancang agar lebih efektif dan tepat sasaran, serta tidak menyasar kepada kalangan yang tidak membutuhkan subsidi.
“Kami akan pastikan kendaraan umum tetap mendapat subsidi, meski skema subsidi BBM akan berubah,” tegas Bahlil.
Menyusun Skema Subsidi yang Lebih Tepat Sasaran
Pemerintah merasa perlu untuk melakukan penyesuaian terhadap distribusi subsidi BBM yang dinilai masih belum tepat sasaran. Menurut Bahlil, sekitar 20-30 persen subsidi energi, termasuk BBM dan listrik, pada tahun 2024 berpotensi tidak tepat sasaran, dengan nilai mencapai Rp100 triliun. Oleh karena itu, pemerintah kini sedang mengevaluasi sistem penyaluran subsidi dengan harapan agar bantuan yang diberikan lebih tepat bagi mereka yang membutuhkan.
Sebagai solusi, salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah mengalihkan subsidi menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT). Skema ini diharapkan lebih efisien dan dapat lebih memastikan bantuan sampai ke tangan yang tepat. “BLT akan menjadi opsi yang kami pertimbangkan untuk menggantikan subsidi BBM dan listrik,” tambah Bahlil.
Untuk memastikan perubahan skema subsidi berjalan lancar, pemerintah melalui BPH Migas, Pertamina, dan PT PLN (Persero) sedang melakukan kajian mendalam terkait penerapan subsidi energi di Indonesia. Bahlil menyebutkan bahwa hasil kajian ini akan diumumkan dalam waktu sekitar satu minggu. Meskipun demikian, besaran BLT yang akan diberikan untuk menggantikan subsidi BBM dan listrik belum diumumkan, dan jadwal resmi pengumuman perubahan skema subsidi juga belum ditetapkan.
“Kami menargetkan dalam dua minggu ke depan, regulasi terkait subsidi BBM dan listrik, termasuk BLT, sudah selesai,” jelas Bahlil.
Subsidi BBM di Tahun 2024: Tidak Tepat Sasaran?
Bahlil juga mengungkapkan bahwa meskipun anggaran subsidi energi tahun 2024 mencapai Rp435 triliun. Termasuk untuk kompensasi dan subsidi, masih terdapat potensi besar subsidi tersebut tidak sampai pada pihak yang benar-benar membutuhkan. “Sekitar Rp100 triliun dari subsidi BBM dan listrik diduga tidak tepat sasaran,” ujar Bahlil. Menyikapi laporan yang diterima dari Pertamina, BPH Migas, dan PLN.
Untuk mengatasi masalah ini, Presiden Prabowo Subianto telah menugaskan Bahlil untuk memimpin Satuan Tugas (Satgas) yang akan merancang skema subsidi yang lebih efektif dan tepat sasaran, agar anggaran subsidi dapat dialokasikan secara optimal.
Peran BLT dalam Menjaga Efektivitas Subsidi
Pemerintah berharap dengan mengalihkan subsidi BBM dan listrik menjadi BLT. Masyarakat yang membutuhkan akan lebih mudah menerima bantuan. Selain itu distribusinya akan lebih transparan serta terukur. Skema BLT ini dipandang sebagai langkah strategis untuk memastikan bahwa anggaran subsidi digunakan dengan bijaksana dan tepat sasaran. (Aye/Sg).
Baca Juga : Gaes !!! Kebijakan Ekonomi Pembatasan Subsidi BBM