Type to search

Ekonomi Pemerintahan

Gaes !!! Presiden & Mentan Optimis Produksi Beras Meningkat

Share
FT : Presiden Jokowi dan Menteri Pertanian Optimis Produksi Beras Nasional Meningkat/Pompanisasi di Bantaeng/sc : Kementan_Setnag/ds : Aye FT : Presiden Jokowi dan Menteri Pertanian Optimis Produksi Beras Nasional Meningkat/Pompanisasi di Bantaeng/sc : Kementan_Setnag/ds : Aye

Bantaeng, Suaragong Pompanisasi tengah digencarkan oleh pemerintah untuk menjaga serta meningkatkan produksi hasil pertanian. Selain itu menjaga ketersediaan pangan saat musim kemarau panjang yang saat ini indonesia sedang dalam peralihan musim kemarau. Pompanisasi atau bantuan pompa air ini juga menjadi modal awal indonesia dalam meningkatkan produksi beras nasional. Hingga menjadi Lumbung Padi Dunia (Swasembada).

Pompanisasi

Dalam Program Pompanisasi ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran), meninjau bantuan implementasi pompa air. Yang berada di Desa Layoa, Kecamatan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng. Tindakan ini menjadi salah satu faktor pembantu petani dalam meningkatkan indeks Penanaman dari satu menjadi dua atau tiga kali dalam setahun. Sebagaimana penjelasan Presiden, Diharapkan Pompanisasi ini juga bisa mengatisipasi cuaca ektrim seperti El Nino yang menyebabkan kekeringan jangka panjang serta berdampak pada produksi beras nasional.

“Petani tadi menyampaikan disini hanya panen sekali padahal tanahnya subur, ini karena airnya tidak ada, dengan adanya pompa, ini sudah tanam yang ke – 2, kita harap nanti bisa masuk tanam yang ke – 3, ini akan meningkatkan produktivitas beras kita secara nasional, arahnya kesana, dan juga untuk mengantisipasi kekeringan panjang yang terjadi disemua negara” ungkap Presiden Jokowi.

Persebaran Pompa

Didalam berjalannya Pompanisasi ini, Diketahui sudah ada 5.230 unit persebaraan pompa di Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2019-2024. Dan untuk Bantaeng yaang ditinjaau Presiden bersama mentan ini dialokasikan 81 unit pompa di tahun 2024. Namun kondisi saat ini di banteang membutuhkan setidaknuya sekitar 150 pompa.

“Saya menuju ke Kabupaten Bantaeng, untuk melihat pemasangan pompanisasi, pemasangan pompa – pompa, yang diberikan dari Kementerian Pertanian di Kabupaten Bantaeng sebanyak 80 pompa, keperluannya 150, tadi Pak Bupati menyampaikan butuhnya 150 sudah diberikan 80 pompa, ini akan meningkatkan produktivitas” jelasnya.

Solusi Hadapi Musim Kemarau/Cuaca Ekstrim

Menteri Pertanian juga menambahkan, jika bantuan pompanisasi ini memungkinkan petani untuk menanam disepanjang musimnya. Tindakan ini juga dinilai sebagai solusi cepat mengantisipasi ancaman iklim seperti kekeringan. Dari kekeringan ini sendiri bisa menurunkan produksi hasil pertanian khususnya komoditas pangan pokok seperti beras. Yang nantinya akan berimbas kepada terjadinya Inflasi Produk bahan Pangan.

“Saya selalu sampaikan bahwa sekarang kita perlu pompanisasi untuk memenuhi air dari sungai ke sawah. Mengapa? mustahil kita lolos dari krisis pangan kalau solusi cepat ini tidak kita lakukan. Ingat saat ini ada 50 negara yang mengalami kelaparan. Jangan sampai kita mengalami hal yang sama,” ujar Mentan Amran.

Swasembada dan Lumbung Padi Dunia

Mentan menambahkan, jika target untuk mencapai swasembada dan lumbung padi dunia bisa lebih cepat tercapai karena pompanisasi ini. Fokus kerja yang sedang dilakukan adalah : memasang pompanisasi, mencetak sawah hingga mentransformasi pertanian tradisional ke pertanian modern.

“Dulu kita swasembada, 2017, 2019 dan 2020. Dan yang kita kerjakan ini adalah produk kebijakan serta kolaborasi bersama.” kata dia.

Berdasarkan keteranga Pers Rilis Kementerian Pertanian (Kementan). Sebagai informasi, luas Kabupaten Bantaeng sebesar 6.050 ha dengan Potensi sawah tadah hujan di Kabupaten ini mencapai 1.549 Ha. Dengan penambahan 81 unit pompa ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi padi Kabupaten Bantaeng dari tahun sebelumnya. Seperti yang diketahui, Petani disekitar masih sangat bergantung pada air hujan, bantuan pompanisasi dan kegiatan irigasi perpompaan diharapkan dapat membantu petani di musim tanam April hingga September tahun ini. Khususnya mengantisipasi musim kemarau/cuaca ekstrim (El Nino) berkepanjangan. (Aye/Sg)

Tags:

You Might also Like

1 Comment

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *