Probolinggo, Suara Gong
Masyarakat Kota Probolinggo berharap, sebelum diresmikan, konstruksi plafon atau langit-langit bangunan Rumah Sakit Ar-rozi, kembali dievaluasi. Sebab ada dugaan, struktur rangka plafon ringkih dan dikhawatirkan mudah ambruk.Kekhawatiran dan dugaan itu sendiri mencuat, bermula dari ditemukannya sisa potongan besi hollow di lokasi proyek.
“Ya itu memang sisa-sisa potongan galvalum untuk plafon. Kalau galvalum untuk skat dinding beda lagi ukurannya,” ujar seorang pekerja yang wanti-wanti namanya tidak dipublish, Minggu (16/4/2023). Penelusuran di lapangan, sisa besi hollow yang ditemukan wartawan suaragong.com memang lentur. Lebih mirip seng yang dicetak menyerupai produk hollow pabrikan dan disinyalir tak ber-SNI. Ationg, penjual material di kawasan JL. Gatot Subroto, Kota Probolinggo, mengatakan, di pasaran memang dijual baja hollow asli dan KW. Mereka menyebut barang KW dengan istilah banci.
Besi hollow sendiri banyak diminati karena strukturnya kuat dan tahan karat. Alasan itulah membuat oknum penjual menyediakan besi hollow kotak banci. “Jika sudah seperti ini maka anda perlu lebih berhati-hati saat membeli besi hollow kotak yang diinginkan,” katanya.
Sahuri, pedagang material bangunan lainnya mengatakan, hollow KW selain lentur dan harganya lebih murah, juga dipastikan tidak ber-SNI. “Dalam produk SNI pasti akan ada cetakan timbul atau emboused yang digunakan. Cetakan itu untuk menandai produk tersebut memenuhi standar nasional yang telah ditetapkan,” kata dia. Umumnya, lanjut pria bercambang itu, cetakan timbul berupa singkatan nama produsen yang memproduksi besi hollow.
“Jika rangka besi hollow tidak memiliki cetakan timbul, maka kemungkinan besar besi hollow tersebut besi banci,” tutup Sahuri. Ahli Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Ir Mudji Irmawan M.T mengatakan, runtuhnya konstruksi rangka atap menggunakan material galvalum sudah sering terjadi dan mengakibatkan banyak korban.
Penyebabnya terkadang tidak mengikuti kaidah teknis atau SOP yang berlaku. Baik dari sisi kompetensi pekerjanya, pemasangan, komposisi, design dan lainnya. Sehingga jika kontraktor menyalahi aturan atau tidak mengikuti tata laksana pembangunannya bisa dipastikan akan terjadi masalah kedepannya.“Jadi kesalahan bisa terjadi di awal. Bisa terjadi ambruk kapan saja.
Masalahnya kesalahn itu tidak bisa dideteksi sejak dini. Yang bisa dilakukan adalah memastikan pemasangnya berpengalaman dan terampil skill labor dan mengikuti tata laksana yang ada dan safety,” kata dia dalam sebuah wawancara. Sekedar diketahui, sesuai naskah Rencana Kerja dan Syarat (RKS) RSUD Kota Probolinggo (Ar-rozi red.), spek rangka plafon menggunakan metal furing galvalum 0,45 BMT. Sedangkan merek dipersyaratkan yakni Jaya Board, Gyproc, atau Aplus.
Kepala Dinas PUPR Pemkot Probolinggo Setyorini Sayekti, memastikan proyek RSU Ar-Rozi telah diaudit BPK. Menurutnya bangunan senilai ratusan milyar rupiah itu sudah lolos uji kelayakan. “Jangan menduga-duga sendiri. Kami juga baru selesai diuji oleh tim tenaga ahli dari BPK,” katanya melalui pesan WhatApp.
Sampai berita ini diturunkan, pihak rekanan PT MAM ENERGINDO, tak meberi komentar. Pesan maupun telephon yang dikirim suaragong.com kepada Projeck Manager PT MAM, Mahdi Hasan, tidak dijawab. (eko/man)