SUARAGONG.COM – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus berupaya mempercepat pemerataan akses internet di seluruh wilayah Indonesia. Khususnya di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Salah satu langkah konkret yang sedang dijalankan adalah proyek SATRIA-1 (Satelit Indonesia Raya) yang diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam kualitas layanan internet di wilayah-wilayah tersebut.
Target Peningkatan Akses Internet di Desa-Desa 3T
Hingga akhir 2024, Kementerian Kominfo menargetkan 20.000 terminal Stasiun Bumi Satelit SATRIA-1 terpasang di desa-desa yang terletak di daerah 3T. Terminal-terminal ini akan mendukung koneksi internet yang lebih stabil dan cepat. Sehingga memungkinkan masyarakat di daerah-daerah terpencil untuk mengakses berbagai layanan digital penting. Seperti pendidikan, kesehatan, pemerintahan, serta kegiatan ekonomi dan sosial lainnya.
Dalam kunjungan perdananya ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkomdigi) Meutya Hafid menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi digital secara sehat. Menurutnya, infrastruktur digital yang dibangun harus dimanfaatkan secara produktif dan memberikan manfaat positif. Khususnya bagi generasi muda dan di era digital ini.
“Peran para pendeta dan pemuka agama sangat penting sebagai pendidik dalam mewujudkan penggunaan internet yang sehat. Terutama untuk anak-anak dan pelajar.” Ujar Meutya Hafid dalam dialog dengan pemuka agama setempat di Stasiun Bumi SATRIA-1 di Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Rabu (30/10/2024).
Komitmen Kerja Sama dalam Pemerataan Akses Internet
Meutya Hafid juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, perusahaan penyedia layanan satelit, dan berbagai pemangku kepentingan. Hal ini untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur digital dapat membawa manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Salah satu pihak yang terlibat adalah PT Satelit Nusantara Tiga (SNT), operator satelit SATRIA-1. Yang mana bekerja sama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) untuk memperluas penerimaan sinyal dan terminal SATRIA-1 di berbagai daerah.
Heru Dwikartono, Direktur Utama PT Satelit Nusantara Tiga, menyampaikan bahwa saat ini sudah terdapat 18.501 terminal yang terpasang di seluruh wilayah NTT, dan target 20.000 terminal di akhir tahun 2024 semakin dekat tercapainya. Terminal-terminal ini tidak hanya terpasang di kantor pemerintahan, tetapi juga di lokasi-lokasi publik seperti pusat kesehatan, tempat ibadah, pusat kegiatan masyarakat, hingga kawasan wisata.
Peningkatan Infrastruktur untuk Pendidikan dan Layanan Publik
SATRIA-1 merupakan satelit komunikasi terbesar di Asia dan kelima terbesar di dunia. Satelit ini diharapkan dapat meningkatkan layanan internet di sekitar 150.000 titik, yang sebagian besar berada di daerah 3T, sehingga akses ke pendidikan, layanan kesehatan, pemerintahan, dan sektor publik lainnya dapat lebih merata. Kehadiran SATRIA-1 diharapkan juga dapat mendukung pengawasan oleh TNI dan Polri, mempercepat layanan data di puskesmas dan rumah sakit, serta mempermudah akses ke informasi di daerah-daerah terpencil.
Salah satu inovasi penting dari SATRIA-1 adalah peningkatan kecepatan internet yang sebelumnya hanya 1 Mbps menjadi 4 Mbps per titik layanan. Dengan peningkatan kecepatan ini, jumlah titik layanan yang perlu dijangkau juga berkurang, dari semula 150.000 titik menjadi 50.000 titik saja. Hal ini memungkinkan koneksi internet yang lebih stabil dan efisien di setiap titik yang terhubung.
Distribusi Penerima Sinyal SATRIA-1 di Seluruh Indonesia
Sistem SATRIA-1 sudah beroperasi sejak awal 2024, dengan berbagai titik penerima sinyal yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga kini, distribusi terminal SATRIA-1 sudah mencapai berbagai wilayah, termasuk Pulau Sumatra (5.515 unit), Kalimantan (2.267 unit), Sulawesi (2.814 unit), Papua (689 unit), dan Bali-Nusa Tenggara (2.204 unit). Bahkan, wilayah yang lebih terpencil seperti Maluku Utara (359 unit) dan Papua Barat (276 unit) juga sudah mendapatkan akses internet dari SATRIA-1.
Stasiun Bumi SATRIA-1 di Kupang adalah salah satu dari 11 stasiun pengendali di seluruh Indonesia yang dibangun oleh Kominfo-BAKTI. Stasiun-stasiun bumi ini berfungsi untuk mengendalikan dan mengatur komunikasi satelit di berbagai wilayah.
Dampak Positif untuk Masyarakat 3T
Dengan hadirnya SATRIA-1, diharapkan akan ada perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat di wilayah 3T. Mulai dari mendukung pendidikan dengan meningkatkan kualitas pembelajaran daring, memperkuat layanan kesehatan melalui telemedicine, hingga mempermudah akses informasi bagi masyarakat. Menkomdigi Meutya Hafid juga berharap agar pembangunan infrastruktur digital ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kegiatan produktif. Dan tidak hanya terbatas pada kegiatan hiburan semata.
“Pembangunan infrastruktur ini adalah tugas besar yang menggunakan anggaran negara. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat, khususnya untuk kegiatan yang membawa dampak positif bagi generasi muda,” ujar Meutya Hafid. (Aye/Sg).
Baca Juga : Gaes !!! Meutya Fokus Tinjau Koneksi Internet di Pelosok Usai Dilantik Menjadi Menkomdigi