SUARAGONG.COM – Masalah kesehatan jantung menjadi perhatian serius di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit jantung, yang mencakup berbagai kondisi seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan gangguan irama jantung, merupakan penyebab kematian utama secara global, dengan sekitar 17,9 juta nyawa hilang setiap tahunnya menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di Indonesia, tren penyakit jantung semakin mengkhawatirkan, dengan data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan kejadian setiap tahunnya. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat bahwa 1,5% dari populasi mengalami penyakit jantung, yang meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir. Dan Serangan Jantung ini dikatakan Tidak hanya terjadi pada lansia, namun juga Usia Muda.
Serangan Jantung Pada Usia Muda
Meskipun sering dianggap sebagai masalah orang tua, kini semakin sering terjadi pada usia muda. Serangan jantung terjadi ketika aliran darah yang membawa oksigen ke otot jantung terhenti mendadak, biasanya akibat penyempitan pembuluh darah koroner oleh penumpukan plak. Plak ini terdiri dari lemak, kolesterol, dan zat lain, dan dapat memicu pembekuan darah yang menghalangi aliran darah normal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lu dkk. (2022), terdapat tujuh faktor risiko signifikan yang dapat menyebabkan serangan jantung pada individu berusia 18 hingga 55 tahun:
- Diabetes: Mengganggu pembuluh darah dan meningkatkan risiko penumpukan plak.
- Depresi: Dapat mengubah gaya hidup dan memicu kondisi biologis yang merusak jantung.
- Tekanan Darah Tinggi: Membebani jantung dan merusak arteri dalam jangka panjang.
- Merokok: Zat dalam rokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan kadar kolesterol jahat.
- Riwayat Keluarga: Genetik dapat berperan dalam meningkatkan risiko.
- Pendapatan Rumah Tangga Rendah: Membatasi akses terhadap makanan bergizi dan perawatan kesehatan.
- Kolesterol Tinggi: Kadar LDL yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak pada arteri.
Serangan Jantung pada Usia Muda
Gejala pada usia muda sering kali tidak seperti yang biasa diasosiasikan dengan orang tua. Gejala yang mungkin muncul antara lain:
- Nyeri atau ketidaknyamanan di bagian atas tubuh, lengan, leher, atau punggung.
- Sesak napas.
- Mual atau muntah.
- Kelelahan berlebihan.
- Pusing atau pingsan.
Langkah Pencegahan
Untuk meminimalkan risiko serangan jantung, terutama bagi kaum muda, ada beberapa langkah pencegahan yang perlu diperhatikan:
- Periksa kesehatan secara rutin: Mengukur tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol.
- Hindari rokok dan alkohol.
- Berolahraga secara teratur: Minimal 30 menit sehari atau 150 menit per minggu.
- Kelola stres: Melalui meditasi, berpikir positif, atau hobi.
- Terapkan diet sehat jantung: Tinggi serat, rendah lemak, kaya omega-3, dan batasi garam serta daging merah.
- Jaga berat badan ideal.
Memahami Serangan Jantung dan Henti Jantung
Perlu diingat, serangan jantung berbeda dari henti jantung. Serangan jantung terjadi saat aliran darah ke jantung terhenti, sedangkan henti jantung disebabkan oleh masalah kelistrikan yang membuat detak jantung berhenti. Meskipun serangan jantung dapat memicu henti jantung, keduanya memerlukan pendekatan penanganan yang berbeda. Jika mengalami gejala serangan jantung atau ragu tentang kondisi kesehatan, segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan atau kunjungi fasilitas kesehatan terdekat. (Aye/Sg).
Baca Juga : Gaes !!! Penyakit Jantung di Indonesia: Ancaman Nyata yang Perlu Kita Waspadai