SUARAGONG.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor: 400.7.9.2/23434/436.7.2/2024. Dimana di dalamnya berisi langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dalam SE yang ditandatangani oleh Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Surabaya, Restu Novi Widiani. Tepat pada 30 Oktober 2024, Pemkot mengimbau seluruh masyarakat untuk aktif dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus. Guna mengurangi risiko penyebaran penyakit DBD yang lebih luas.
Pjs Wali Kota Surabaya, Restu Novi Widiani, menjelaskan pentingnya upaya preventif untuk menanggulangi DBD dengan melibatkan masyarakat secara langsung. “Kami mengimbau seluruh masyarakat untuk terus berkomitmen dalam upaya pengendalian DBD dengan melaksanakan PSN 3M Plus secara berkesinambungan,” ujarnya pada Rabu (6/11/2024).
Pemkot Surabaya Tingkatan Kewaspadaan DBD Menyambut Musim Hujan
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Timur, Surabaya diprediksi akan memasuki musim penghujan pada minggu pertama November 2024. Namun, curah hujan sudah mulai meningkat sejak minggu ketiga Oktober, yang memicu tingginya risiko penyebaran penyakit yang dibawa oleh nyamuk, seperti DBD.
“Dengan mulai meningkatnya curah hujan, kewaspadaan harus lebih ditingkatkan. Oleh karena itu, pengendalian fisik seperti kerja bakti dan PSN 3M Plus harus dilaksanakan lebih intensif,” tambah Restu Novi.
Dalam surat edaran tersebut, Pemkot Surabaya menegaskan pentingnya tindakan 3M Plus untuk mencegah berkembangnya sarang nyamuk penyebab DBD. Langkah 3M terdiri dari:
- Menguras tempat penampungan air minimal sekali seminggu.
- Menutup rapat tempat penampungan air agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
- Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk.
Selain itu, langkah Plus meliputi:
- Mengganti air dalam vas bunga dan tempat minum burung setiap minggu.
- Memperbaiki saluran air yang tersumbat.
- Memasang kawat kasa pada jendela dan pintu untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.
- Menggunakan kelambu saat tidur dan menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar.
Pemkot Surabaya juga menyarankan masyarakat untuk menanam tanaman pengusir nyamuk, seperti serai dan lavender, di sekitar rumah untuk memperkecil kemungkinan berkembangnya nyamuk.
Pemkot Surabaya Tekankan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J)
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kewaspadaan, Pemkot Surabaya mendorong pelaksanaan program “Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J)”. Program ini mengharuskan setiap rumah untuk memiliki Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang bertugas memantau dan memastikan lingkungan sekitar bebas dari jentik nyamuk. Tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) di setiap wilayah hingga mencapai lebih dari 95%.
“Kami mengajak seluruh masyarakat, khususnya ibu-ibu di lingkungan RT/RW, untuk berperan aktif sebagai jumantik, memastikan bahwa setiap sudut rumah terbebas dari jentik nyamuk,” tegas Restu Novi.
Untuk memperkuat upaya pemberantasan DBD, kegiatan PSN 3M Plus akan dilaksanakan berbasis wilayah, melibatkan seluruh Kecamatan, Kelurahan, RT/RW, serta tempat-tempat umum seperti sekolah dan perkantoran. Program ini dijadwalkan berlangsung setiap Jumat, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk Kader Surabaya Hebat (KSH), PKK, hingga siswa pemantau jentik.
Deteksi Dini DBD dan Langkah Tanggap
Pjs Wali Kota juga mengimbau masyarakat untuk segera membawa anggota keluarga yang mengalami gejala DBD ke fasilitas kesehatan terdekat. Gejala umum DBD yang harus diwaspadai antara lain:
- Demam tinggi selama 2-7 hari.
- Bintik merah pada kulit.
- Nyeri otot.
- Pusing, mual, dan mimisan.
“Jika ada keluarga atau tetangga yang menunjukkan gejala DBD, segera bawa ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya, dan laporkan kasus tersebut ke Puskesmas terdekat,” pesan Restu Novi. (Aye/Sg)
Baca Juga : Gaes !!! Menuju Bebas Dengue: Upaya Kemenkes dan Soffell Cegah DBD