Suaragong.com – Cloudera, platform data hibrida terkemuka, baru saja merilis hasil survei terbaru yang mengungkap tantangan dan peluang dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI) di perusahaan-perusahaan global. Survei yang melibatkan 600 pemimpin TI dari berbagai industri ini menunjukkan bahwa meskipun 88% perusahaan sudah memanfaatkan AI.
Kendala Integrasi AI
Banyak perusahaan yang masih terkendala oleh kurangnya infrastruktur data yang terintegrasi dan keahlian karyawan yang memadai untuk mengoptimalkan penggunaan AI. Temuan ini menyoroti pentingnya platform data hibrid seperti Cloudera yang dapat membantu perusahaan mengatasi tantangan tersebut dan meraih manfaat penuh dari teknologi AI.
Baca Juga : Gaes !!! Teknologi Pendeteksi Dampak AI
Potensi penggunaan AI untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis sangat besar. Namun, kurangnya tenaga kerja yang terampil dalam mengembangkan dan mengelola sistem AI menjadi kendala utama. Survei terbaru menunjukkan bahwa 38% perusahaan kesulitan menemukan profesional yang memiliki keahlian di bidang machine learning, deep learning, dan data science. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan kesulitan untuk membangun dan memelihara infrastruktur AI yang andal
Integrasi penggunaan AI tidak hanya melibatkan aspek teknis, tetapi juga tantangan finansial. Survei terbaru juga menunjukkan bahwa 26% perusahaan menganggap biaya implementasi AI sebagai hambatan utama. Selain biaya perangkat keras dan perangkat lunak, perusahaan juga harus mempertimbangkan biaya pelatihan tenaga kerja, pengembangan infrastruktur, dan pemeliharaan sistem. Kompleksitas dalam mengintegrasikan AI ke dalam sistem bisnis yang sudah ada juga menjadi faktor penghambat.
Akar Masalah Integrasi AI
Menurut temuan utama survei ini, semua usaha dalam bidang AI pada akhirnya bergantung pada data yang dapat diandalkan. Meskipun 94% responden mengaku mempercayai data mereka, 55% dari mereka lebih memilih menjalani perawatan saluran akar gigi daripada harus mencoba mengakses seluruh data perusahaan mereka.
Frustrasi ini timbul karena berbagai masalah. Penyebabnya seperti adanya kumpulan data yang kontradiktif (49%), kesulitan dalam mengelola data di berbagai platform (36%), dan volume data yang berlebihan (35%). Masalah tersebut mengindikasikan bahwa banyak perusahaan mungkin belum memiliki arsitektur data yang modern. Mereka kesulitan untuk mengakses data secara aman, mudah diakses, dan dapat dipercaya, di mana pun data tersebut disimpan.
Baca Juga : Gaes !!! Telkom Ajak Generasi Muda Manfaatkan AI
Untuk mengatasi tantangan tersebut, perusahaan perlu membangun strategi AI yang komprehensif. Strategi tersebut seperti menginvestasikan dalam pelatihan tenaga kerja, dan bekerja sama dengan mitra yang memiliki keahlian di bidang AI. Dengan demikian, perusahaan dapat memaksimalkan potensi AI dan meraih keunggulan kompetitif di era digital.
Jangan Lupa ikuti terus Informasi, Berita artikel paling Update dan Trending Di Media Suaragong !!!. Jangan lupa untuk ikuti Akun Sosial Media Suaragong agar tidak ketinggalan di : Instagram, Facebook, dan X (Twitter). (Fz/Sg).