SUARAGONG.COM – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Pusat Krisis Kesehatan (Puskris) bergerak cepat untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Erupsi besar yang terjadi pada Minggu malam, 3 November 2024, telah menimbulkan dampak signifikan, mengakibatkan korban jiwa, luka-luka, dan kerusakan pada fasilitas kesehatan.
Kemenkes dan Puskris telah menanggapi bencana ini dengan mengirimkan berbagai bantuan penting untuk mendukung penanganan darurat. Kepala Puskris, Sumarjaya, menjelaskan bahwa pengiriman bantuan dilakukan secara bertahap sebagai bagian dari tanggap darurat. “Upaya penyaluran bantuan kesehatan telah kami lakukan secara bertahap,” ujarnya.
Bantuan Kesehatan yang Dikirimkan Kemenkes
Bantuan yang disalurkan oleh Kemenkes dan Puskris mencakup berbagai peralatan kesehatan penting untuk membantu korban bencana, antara lain:
- 20 unit oxygen concentrator untuk mendukung kebutuhan oksigen.
- 10.000 masker dewasa dan 5.000 masker anak untuk perlindungan dari abu vulkanik dan debu.
- 500 pelindung wajah (face shield) disposable untuk perlindungan petugas medis.
- 10 kantong jenazah untuk penanganan korban jiwa.
Selain itu, bantuan obat-obatan yang disalurkan untuk pengobatan darurat antara lain:
- 500 ampul Dexamethasone (obat antiinflamasi).
- 1.800 oralit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.
- 20 botol larutan infus glukosa, 500 tablet Paracetamol, dan obat-obatan lain seperti Metronidazole, Ciprofloxacin, dan Zinc Sulfate sirup.
Dalam rangka memastikan keberlanjutan layanan kesehatan bagi para korban, Kemenkes telah mendirikan pos kesehatan di beberapa lokasi pengungsian. Selain itu, petugas medis terus memantau penyakit yang muncul akibat bencana erupsi ini, mengingat abu vulkanik dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan infeksi.
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki terjadi pada pukul 23.57 WITA pada Minggu, 3 November 2024, dengan dampak besar pada dua kecamatan, yaitu Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ilebura. Bencana ini menyebabkan banyak korban jiwa dan luka-luka. Hingga 5 November 2024, dilaporkan bahwa:
- 9 orang meninggal dunia.
- 138 orang terluka, dengan rincian 31 luka berat dan 107 luka ringan.
- Sebanyak 4.436 jiwa harus mengungsi di 24 lokasi pengungsian.
- 10.295 jiwa terdampak di kedua kecamatan yang terkena dampak erupsi.
Erupsi ini juga merusak fasilitas kesehatan, termasuk Puskesmas Boru dan 8 unit kesehatan di desa-desa wilayah kerja Puskesmas tersebut. Selain itu, Polindes Dulipali di Kecamatan Ilebura juga terdampak, sehingga pelayanan kesehatan di wilayah-wilayah tersebut harus dihentikan sementara.
Fasilitas Kesehatan yang Disiapkan
Meski beberapa fasilitas kesehatan utama terdampak, Kemenkes telah menyiagakan beberapa Puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada para korban, di antaranya:
- Puskesmas Ilebura.
- Puskesmas Lewolaga.
- Puskesmas Lato.
- Puskesmas Demon Pagong.
Untuk pelayanan rujukan, RSUD Dr. Henrikus Fernandez Larantuka juga telah disiapkan untuk menangani korban yang membutuhkan perawatan lebih lanjut. (Aye/Sg).
Baca Juga : Gaes !!! Korban Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki Bertambah. Ini Tips Keselamatan Saat Erupsi!