Batu, Suara Gong. Tekad warga Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo sudah bulat. Warga kompak untuk menutupan TPA Tlekung mulai berlaku Rabu 30 Agustus 2023. Hal itu dilakukan oleh warga sekitar karena menganggap 6 tuntutan yang belum bisa dipenuhi. Hal ini diungkapkan oleh Samsul Arifin sebagai Koordinator warga Desa Tlekung ketika dikonfirmasi oleh wartawan pada Senin kemarin (29/8/2023).
“Akan kita tutup karena belum terpenuhi terutama bau sampah yang belum hilang sejak aksi protes dilakukan pada 28 Juli lalu. Sehingga warga akan menutup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung tersebut. Sebagai antisipasi, kami juga sudah menyiapkan TPS3R di lahan sekitar TPA untuk digunakan sebagai operasional sampah desa,” ungkapnya.
Baca Juga : Gaes !!! Ternyata Golongan Tua Masih Dominasi Bacaleg
Lebih lanjut, TPS3R buatan sendiri tersebut dibangun dengan menggunakan anggaran dari swadaya masyarakat dengan jumlah sekitar Rp 30 juta. Anggaran tersebut dialokasikan masyarakat untuk membangun fasilitas dengan luas sekitar 25×20 meter persegi.
Dalam pertemuan antara Pemkot, DPRD, dan Warga yang digelar di Balai Desa Tlekung kemarin Kepala DLH Kita Baru Aris Setiawan mengatakan pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin dalam sebulan terakhir dalam memenuhi tuntutan warga.
“Mungkin banyak yang dianggap kurang oleh masyarakat, namun ketinggian sampah di TPA Tlekung yang awalnya 20 meter turun menjadi 5 meter per 26 Agustus kemarin, kami juga tengah melakukan Uji lab air dan berharap pencemaran tidak sampai kebawah, kemudian pengurangan bau sampah dengan penyiraman eco enzim terhadap sampah serta adanya upaya pembangunan penahan cell sampah berupa dinding sudah dilakukan untuk menghindari longsor,” paparnya.
Aris juga menegaskan mesin insenerator saat ini juga sudah menyala dan diupayakan akan mendatangkan mesin tambahan sebanyak 4 unit untuk dengan anggaran sekitar Rp 2,4 miliar dari Belanja Tidak Terduga (BTT). Kemudian pihaknya juga merekrut tim pilah dari warga sekitar dari yang jumlah sebelumnya 28 tim pilah dan sudah ada rekrutmen 60 orang dan upaya penambahan TPS3R terus digenjot untuk ditambah dari 13 titik untuk menjadi 24 unit karena dari jumlah yang ada saat ini ia juga mengakui hanya terdapat 5 unit yang TPS3R nya aktif.
Disinggung terkait penutupan TPA Tlekung oleh warga, Aris menjawab dengan ragu terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh masyarakat sekitar.”Kita koordinasi dan ini persoalan prioritas kota kita menunjuk tim percepatan dan ini bukan persoalan dlh saja tapi ini semua skpd. Besok yang menutup ini saya belum bisa nyampaikam dan butuh koordinasi lagi,” ujarnya.
Terpisah, Sekda Kota Batu Zadhim Efisiensi juga menegaskan bahwa pihak Pemkot sudah berupaya semaksimal mungkin dalam memenuhi tuntuan masyarakat. “Upaya kami di TPA sebelumnya ada 2 eskafator dan 1 desel dan kita kemarin langsung nyewa dan sekarang ada 4 eskafator dan 2 desel,” bebernya.
Ia juga menceritakan mesin insenerator yang sebelumnya mati saat ini sudah kembali menyala dengan sebelumnya menyewa genset selama satu bulan kemudian dilakukan pembelian genset agar tidak terus menerus menyewa. Selain itu, dana BTT juga digunakan untuk membayar honor tim pemilah sampah sebesar Rp 2 juta perbulan sebanyak 60 orang karena sebelumnya tim pemilah sampah yang dimiliki DLH Batu hanya 28 orang. (rul/man)