Malang, Suara Gong. Pada Desember 2004, Natsuki Matsumoto, seorang ahli iconography di Osaka University of Arts, menemukan koleksi film dan proyektor dari sebuah keluarga di Kyoto.
Koleksi tersebut memiliki tiga proyektor, 11 film 35 mm, dan 13 slide glass magic lantern. Kondisinya sangat buruk. Bersamanya, ditemukan tiga film strip animasi barat, diperkirakan film ini merupakan imitasi dari animasi barat tersebut.
Matsumoto, dan sejarawan animasi Nobuyuki Tsugata, pun memutuskan kalau film tersebut telah dibuat sejak akhir zaman Meiji, berdasarkan tanggal pada proyektor di koleksi tersebut.
Katsudō Shashin, atau fragmen Matsumoto, adalah film strip animasi Jepang, yang disebut-sebut telah dibuat sebelum tahun 1912. Yaitu pada zaman Meiji, dan membuatnya menjadi film animasi tertua di Jepang.
Film yang pertama kali ditemukan di koleksi-koleksi film dan proyektor di Kyoto, pada 2005, terdiri dari seri gambar-gambar kartun yang dibuat di atas 50 frame strip dan berdurasi tiga detik.
Sebuah video dengan penokohan seorang anak laki-laki yang berseragam pelaut. Dia sedang menulis huruf kanji “活動写真” yang dibaca katsudō shashin dari arah kanan ke kiri.
Adegan berikutnya memperlihatkannya pada penonton. Lalu sang anak membuka topinya dan membungkuk. Judul asli video ini belum diketahui, penamaan animasi ini hanya berdasarkan huruf kanji yang ada di adegan film.
Film animasi ini dibuat dengan teknik baru yaitu menggunakan sebuah stencil. Animasi tradisional biasanya diproduksi dengan memotret gambarnya lalu disusun dengan frame.
Dalam sebuah strip film 22 mm di atasnya diletakan gambar berwarna merah dan hitam lalu diputar dan dipercepat menjadi rangkaian sebuah loop.
Saat itu, bioskop masih sangat jarang di Jepang, karena itu Katsudō Shashin, diproduksi besar-besaran untuk dijual pada orang-orang kaya Jepang yang memiliki proyektor di rumahnya.
Momen penemuan ini dimuat di media massa dan memberitakan sejarah ini. Surat kabar Asahi Shimbun, misalnya, mereka mengakui bahwa penemuan animasi zaman Meiji, itu penting.
Namun menyatakan keberatan mereka dalam memasukkan film ini dalam silsilah animasi Jepang. Media menulis artikel, kontoversial yang berisi apakah [Katsudō Shashin] bisa disebut sebagai animasi kontemporer jika dilihat dari waktu pembuatannya.
Namun untuk ukuran gambar bergerak dijaman Meiji, cukup bagus juga sebagai animasi pertama sebagai cikal bakal anime atau insustri animasi Jepang yang sangat berkembang saat ini. (ind/eko).