SUARAGONG.COM – Kasus Cacar air, penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella, kini mulai menyebar di kalangan anak-anak dan dewasa di beberapa daerah di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengambil langkah mitigasi yang cepat, terutama dalam melindungi pelajar dari risiko lebih lanjut.
Pada Rabu, 30 Oktober 2024, Aji Muhawarman, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, mengumumkan langkah-langkah yang telah disiapkan untuk menjaga kesehatan siswa. Hal ini menyusul terjadinya penularan massal di SMP Negeri 8 Tangerang Selatan. Di manaterdapat 73 siswa terinfeksi setelah mengikuti ujian. Kemenkes mengeluarkan surat edaran kepada semua Dinas Kesehatan (Dinkes) di tingkat provinsi dan kabupaten untuk memperketat pemantauan dan pencegahan.
Kewaspadaan Nasional dalam Menghadapi Penularan
Kasus cacar air di beberapa sekolah di Indonesia kini menjadi perhatian utama. Di SMPN 8 Tangerang Selatan, penularan terdeteksi pada akhir September, dengan gejala seperti demam tinggi dan ruam berair. Situasi ini memaksa sekolah untuk beralih ke pembelajaran daring guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
Kasus serupa juga terjadi di SD Negeri Blok I Cilegon, di mana 33 siswa dari satu kelas dipulangkan karena 15 di antaranya menunjukkan gejala cacar air. Di Situbondo, Jawa Timur, sebanyak 50 siswa dan Para Pendidik harus menjalani pembelajaran daring selama sepekan untuk mengendalikan wabah.
Langkah Mitigasi Penyebaran Cacar Air
Menanggapi lonjakan kasus, Kemenkes memperketat pemantauan di seluruh fasilitas kesehatan, dari puskesmas hingga rumah sakit. Setiap fasilitas diminta melaporkan setiap temuan baru melalui Sistem Kewaspadaan Dini & Respons (SKDR). Ini memungkinkan deteksi dini dan respons cepat untuk mencegah lonjakan kasus.
Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan kebiasaan sehat, seperti mencuci tangan secara teratur dan tidak berbagi peralatan makan atau mandi dengan penderita. Siswa yang menunjukkan gejala cacar air diminta untuk melakukan isolasi mandiri.
Penerapan Protokol di Sekolah
Sekolah yang terdampak diharapkan untuk menerapkan langkah pencegahan, seperti isolasi mandiri bagi siswa yang sakit dan pembelajaran jarak jauh. Edukasi tentang kebiasaan hidup sehat dan etika batuk juga sangat penting untuk mengurangi penyebaran virus.
Pendekatan proaktif Kemenkes ini mencerminkan pelajaran yang didapat dari penanganan pandemi Covid-19. Kerja sama antara masyarakat, sekolah, dan pemerintah menjadi kunci dalam menerapkan langkah pencegahan sejak dini.
Melalui kolaborasi antara Kemenkes, Dinkes, dan lembaga pendidikan, diharapkan tercipta lingkungan yang aman bagi anak-anak untuk belajar. Upaya ini tidak hanya berdampak pada kesehatan jangka pendek, tetapi juga masa depan generasi muda Indonesia. (Aye/Sg).
Baca Juga : Gaes !!! Waspada Penyakit Gondongan: Kenali Gejala, Penularan, dan Pencegahannya