Internasional, Suaragong – Beredar Rumor hangat diberbagai platform media sosial mengenai bakteri menakutkan yang dijuluki “Pemakan daging” yang saat ini merebak di negara Manga/Komik, Jepang. Ternyata benar, di Jepang, saat sedang dilanda infeksi Sindrom Syok Toksik Streptokokus (STSS). Atau bakteri Streptococcus pyogenes kelompok A. Bakteri ini dinilai oleh para ahli dari World Health Organization atau WHO bisa menguraikan Kulit, Lemak, hingga Jaringan disekitar otot dalam waktu yang singkat. Ngeri Gaes !! Seperti Di Film – Film. Dikonfirmasi, sudah ada sekitar 1000 Kasus lebih STSS di Jepang dan saat ini tengah menjadi perhatian darri Dunia. Lalu bagaimana dengan Indonesia? apakah Abkteri Pemakan daging tersebut sudah Masuk?.
Kasus Infeksi Bakteri Pemakan Daging
Berdasarkan Pers Rilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Untuk saat ini kita bisa tenang gaes !!! Karena dikonfirmasi oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik yaitu Dr. Siti Nadia Tarmizi yang mengkonfirmasi. Jika di indonesia belum ditemukan adanya kasus Bakteri Pemakan Daging tersebut. Namun pihaknya akan terus mengawasi khsuusnya di pintu masuk Indonesia. Dimana pihaknya terus memantau situasi melalui surveilans sentinel Influenza Like Illness (ILI) – Severe Acute Respiratory Infection (SARI) dan pemeriksaan genomik. “kalau sampai saat ini di Indonesia belum ada laporan ya untuk kasus bakteri “pemakan daging”,” ungkap dr. Siti Nadia Tarmizi.
Gejala Infeksi
Untuk Kasus di jepang dari beberapa rrumah sakit, Mengungkap jika Infeksi Bakteri Streptococcus pyogenes akan menyebabkan gejala faringitis atau peradangan pada tenggorokan atau faring. Gelaja paling fatalnya adalah bisa menyebabkan sepsis atau gagal multiorgan. Namun belum bisa dipastikan penyeebab pasti, karena gejala infeksi ringaan dari bakteri tersbeut biasanya sembuh dengan sendirinya.
Kasus Untuk Kasus terkait bakteri Streptococcus sudah dilaporkan melalui sistem notifikasi surveilans pada Tahun 1999. Pada tahun-tahun ini, Tercatat dari tahun sebelumnya 2023 berjumlah 941 kasus, yang kini bertambah menjadi 977 kasus pada Juni 2024. Namun bila dibandingkan dengan Covid-19, Penyebaran Bakteri ini jauh lebih rendah. Meski begitu, masyarakat dihimbau untuk tetap menerapkan perilaku hidup sehat, menggunakan masker saat sakit, dan membiasakan mencuci tangan secara rutin.
“Yang paling penting saat ini, kebiasaan baik yang sudah terbentuk di masa pandemi COVID-19 terus dijalankan seperti cuci tangan pakai sabun dan memakai masker, sehingga meminimalisir perpindahan droplet lewat pernafasan” kata dr. Nadia
Belum Ada Pembatasan
Saat in belum ada kasus dan tindakan pembatasan akses untuk Jepang-Indonesia terkait dengan STSS. namun dipastikan Pihaknya akan teruss memantau perkembangan Kasus Infeksi Bakteri pemakan daging tersebut. Melihat dari Negara-negara lain, pada laporan WHO terkait peningkatan kasus iGAS atau invasive Group A Streptococcal disease, termasuk STSS. Di Eropa pada Desember 2022, tidak ada rekomendasi pembatasan perjalanan ke negara-negara yang terdampak.
Untuk pengobatan dari Infeksi STSS akan diberikan antibiotik. Hingga sekarrang belum ada Informasi lain terkait Vaksin khusus untuk bakteri “Pemakan Daging” ini. (Aye/Sg)