Batu, Suara Gong. Jalan Dewi Sartika memeiliki tingkat Volume kepadatan kendaraan, hal ini seiring dengan rampungnya revitalisasi Pasar Besar Kota Batu. Sehingga Pemkot Batu mengusulkan pembuatan akses penyebarangan underpass yang terhubung dengan Terminal Kota Batu.
Wacana pembangunan penyebarangan underpass itu dikemukakan saat rakor Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) beberapa waktu lalu. Infrastruktur itu dibutuhkan guna menjamin keselamatan dan kenyamanan pengunjung tatkala Pasar Besar Batu beroperasi.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai meminta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, dalam hal ini DPUPR Kota Batu berkoordinasi dengan Pemprov Jatim. Karena ruang jalan tersebut milik pengelolaan Pemprov Jatim.
“Pastinya perlu berkoordinasi dengan Pemprov Jatim untuk merealisasikan pembangunan jembatan underpass. Kalau pemprov setuju, maka segera dibangun,” ujar Aries. Aries menuturkan, pembangunan jembatan underpass lebih tepat agar tak mengganggu estetika bangunan Pasar Besar Batu yang terlihat begitu megah.
Serta secara fungsional untuk menjamin keselamatan para penyebrang jalan. Apalagi jalur tersebut diberlakukan satu arah. “Lalu lalang kendaraan cukup kencang di Jalan Dewi Sartika sehingga butuh jembatan penyebrangan underpass,” ujar dia.
Kepala DPUPR Kota Batu, Alfi Nurhidayat menuturkan, pihaknya akan melakukan kajian teknis terlebih dulu berkaitan dengan rencana pembangunan itu. Secara analisa awal ia mengatakan memang sangat diperlukan akses penyeberangan di area tersebut. Karena diperkirakan akan terjadi keramaian yang luar biasa ketika pasar baru tersebut beroperasi.
“Semua yang kita kerjakan itu harus diawali dengan kajian teknis terlebih dahulu,” ujarnya. Menurutnya, underpass lebih cepat dalam pembangunannya memakan waktu sekitar satu bulan. Sekalipun anggaran yang dibutuhkan cukup besar, namun cukup unggul dari segi ketahanan dan biaya perawatannya relatif murah. Selain itu, jembatan underpass juga tidak memakan ruang jalan yang dapat berdampak pada terganggunya arus lalu lintas.
“Secara psikologis masyarakat cenderung malas naik tangga seperti pada jembatan overpass. Masyarakat, terutama lansia lebih memilih jalan datar maupun menurun. Tapi pastinya, harus ada kajian atau studi kelayakan lebih dulu,” ungkapnya.(mf/man)