Gamer Indonesia Habiskan Rp 33 Triliun, Tapi Developer Lokal Cuman Secuil
Share

SUARAGONG.COM – Industri game Indonesia menyimpan potensi ekonomi yang luar biasa. Terlebih lagi di era digital ini yang saat ini tengah panas-panasnya. Di tahun 2025, nilai pasar game di Tanah Air diperkirakan mencapai lebih dari Rp 33 triliun. Namun ironisnya, potensi emas ini masih didominasi developer luar negeri dan bukan Lokal. Pengembang lokal baru bisa mencicipi sekitar 5 persen dari keseluruhan pasar.
Industri Game Indonesia Melonjak Namun Developer Lokal Kalah Saing
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, dalam peluncuran program Google Play x Unity 2025 yang berlangsung di Jakarta, Senin (21/4/2025). Dalam paparannya, Teuku menyoroti pentingnya penguatan ekosistem pengembang game dalam negeri agar tak hanya jadi konsumen, tapi juga pemain utama.

Ilustrasi Gamer (Ai Generate)
“Kami akan terus mendampingi agar produk lokal memiliki kualitas tinggi dan bisa bersaing secara global,” ujar Teuku. Ia juga menambahkan, pemerintah siap memfasilitasi pengembang dari tahap pelatihan, kurasi konten, hingga pengurusan hak kekayaan intelektual.
Langkah konkret ini, kata dia, diharapkan bisa mengangkat developer Indonesia agar tidak lagi hanya menjadi pasar bagi game asing. Terlebih, angka transaksi dalam negeri sangat besar, dan jika dikelola dengan baik, bisa menjadi sumber devisa baru.
Baca Juga : Berikut 5 Villain Terbesar di Universe Game The Elder Scrolls
Developer Lokal Mulai Unjuk Gigi
Sementara itu, Vice President of Platforms & Devices Partnerships Asia Pacific Google, Karen Teo, mengungkapkan fakta menarik. Menurutnya, developer asal Indonesia telah meraup pendapatan sekitar Rp 2,14 triliun sepanjang 2023. Dari jumlah itu, sebesar Rp 682 miliar berasal dari pasar global.
“Ini menunjukkan bahwa karya anak bangsa sudah mulai mendapat tempat di mata dunia,” kata Karen.
Google Play mencatat Indonesia kini berada di peringkat ke-12 global dalam jumlah developer. Saat ini ada sekitar 10.400 pengembang dengan 33.800 aplikasi aktif, termasuk 7.100 aplikasi baru yang dirilis hanya dalam setahun terakhir—60 di antaranya bahkan sudah mengadopsi teknologi AI.
Tak hanya berdampak pada ekonomi, industri pengembangan game dan aplikasi juga menciptakan sekitar 170 ribu lapangan pekerjaan di Indonesia. Baik secara langsung, melalui studio-studio game, maupun secara tidak langsung di sektor kreatif digital lainnya.
Baca Juga : Oblivion Remastered Menjadi Game Paling Laris di Steam, Kalahkan CSGO
Kolaborasi Pelatihan Developer
Sejak 2018, Google Play telah melatih sekitar 200 ribu pengembang lokal. Salah satu program unggulannya adalah kolaborasi dengan Unity, yang telah berlangsung sejak 2022. Pada periode 2023–2024 saja, sebanyak 1.300 pengembang telah mendapat pelatihan dari program ini. Tahun 2025, targetnya bertambah 500 peserta baru.
Karen menyebut tahun ini pelatihan diperluas ke dua bidang strategis: pengembangan berbasis AI dan magang profesional (internship). Asosiasi Game Indonesia (AGI) pun dilibatkan dalam proses penempatan kerja dan koneksi industri.
“Melalui kerja sama ini, kami ingin memastikan para pengembang tidak hanya terlatih secara teknis, tapi juga mendapat pengalaman dunia kerja nyata,” ujar Karen.
Dengan jumlah gamer yang terus bertumbuh dan peluang ekonomi yang terbuka lebar, kini saatnya developer Indonesia naik level—bukan hanya menjadi pasar game, tapi juga pemilik game-nya. (aye)
Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News