Gedung Putih Buat Akun TikTok?
Share

SUARAGONG.COM – Tanggal 19 Agustus 2025, Gedung Putih secara resmi mulai aktif di TikTok. Mereka nge-post video pertama berupa cuplikan Biden yang bilang,
“Setiap hari, saya bangun dengan tekad untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh rakyat” dengan caption, “Amerika, kami kembali! Apa kabar TikTok?” lumayan catchy kan?
Kenapa momen ini jadi rame? Soalnya, TikTok sedang diambang pelarangan di AS. Undang-undang bipartisan tahun 2024 mewajibkan perusahaan induk ByteDance melepas operasionalnya di AS atau dilarang tapi tenggatnya terus maju mundur. Trump bahkan menunda penegakan aturan ini sampai 17 September 2025. Jadi, akun TikTok resmi Gedung Putih ini muncul saat ketegangan lagi tinggi itu yang bikin momen ini jadi ekstra menarik.
Trump dan Strategi Digital yang Slide In di TikTok
Nah, sambil Gedung Putih bikin akun, Trump menyebut kalau ternyata sudah ada investor Amerika yang siap beli TikTok AS. Dia menepis kekhawatiran soal keamanan dan bilang akan bicara sama Presiden Xi Jinping kalau perlu. Skip drama, fokus ke akun TikTok-nya kenapa akhirnya milih platform yang lagi jadi sorotan publik?
Kalau dipikir-pikir, TikTok itu platformnya Gen-Z dan milenial. Gedung Putih masuk situ bisa jadi strategi elegan buat komunikasinya terlihat lebih kekinian dan ngerti anak muda. Ditambah lagi, mereka ngegas di platform ini meski tengah dihadapkan risiko pelarangan boom, langsung jadi headline. Plus, follower awalnya tembus 67.000 lumayan impressive untuk akun baru yang lahir dalam situasi politis seperti itu.
Baca juga: China “Peluk” India, Bareng-Bareng Lawan Tarif Tinggi Donald Trump
TikTok dan Masa Depan Politik Digital di AS
Ini asli paduan politik plus digital vibes, loh. Akun TikTok Gedung Putih muncul pas banget saat media sosial lagi di bawah tekanan regulasi. Ini kayak semacam sinyal kalau mereka nggak takut komunikasinya tetap terbuka asalkan followers interest dijaga. Strateginya sekarang bukan cuma lewat speech dan pidato, melainkan lewat konten digital yang pendek, viral, dan relatable.
Trump sendiri bilang bahwa meski UU pelarangan berlaku sejak Januari 2025, dia masih ngeremnya alias belum dieksekusi. Dan ketegangan ini pun membuka peluang investor lokal masuk dan ambil alih TikTok AS sebelum larangan bener-bener berlaku.
Ibaratnya, Gedung Putih nge-skip lewat TikTok kouta politik tradisional, langsung ke audience muda di platform paling hits saat ini. Dan drama hukum ini malah jadi bumbu buat bikin akun itu makin viral.
Baca juga: Penjual di TikTok Shop hingga Shopee Bakal Kena Pajak
Drama Politik Digital Lanjutan!
Jadi, teman-teman, akun Gedung Putih di TikTok ini bukan sekadar akun pemerintah klasik. Ini sinyal kalau dunia politik makin adaptif sama tren ngegas di platform yang viral, sambil tetap jalanin drama legislasi dan diplomasi di belakang layar. (dny)