Type to search

Kuliner Wisata

Gelar Budaya Larasati 2 Semarak Kuliner dan Seni Pecinan Probolinggo

Share
Jumat malam, 13 Juni 2025, halaman depan Tempat Ibadat Tri Dharma Kota Probolinggo disulap menjadi gelaran budaya Larasati 2

SUARAGONG.COM – Jumat malam, 13 Juni 2025, halaman depan Tempat Ibadat Tri Dharma (TITD) Kota Probolinggo disulap menjadi pusat kemeriahan budaya dalam gelaran Larasati 2 bertajuk Pecinan Bercerita: Kisah Rasa dalam Balutan Seni. Wali Kota Probolinggo, dr. H. Aminuddin, bersama sang istri dr. Evariani Aminuddin, turut hadir meramaikan acara yang digagas oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar) Kota Probolinggo ini.

Gelar Budaya Larasati 2 Semarak Kuliner dan Seni di Jantung Pecinan Probolinggo

Tarian barongsai menyambut kedatangan mereka, menciptakan nuansa khas budaya Tionghoa yang akrab namun tetap semarak. Acara Larasati#2 merupakan kelanjutan dari agenda budaya sebelumnya yang bertujuan untuk menghidupkan ruang publik dengan paduan antara pertunjukan seni dan sajian kuliner lokal.

Baca JugaPesona Alam dan Budaya Pantai Ratenggaro

Kuliner Pendhalungan dan Ragam Sajian Kekinian

Sebanyak 19 stan angkringan turut meramaikan acara ini. Masyarakat dimanjakan dengan beragam hidangan seperti Nasi Pendhalungan, aneka soto dari Warung Nyah Lempooh, cakwe, serta jajanan kekinian seperti Oppa Coin, pancake ala Korea yang disukai kalangan muda. Tak ketinggalan kue basah tradisional juga hadir melengkapi ragam sajian.

Pengunjung menikmati makanan sambil duduk lesehan maupun di kursi kecil yang tersebar di area pertunjukan. Musik live mengalun sebagai latar suasana hangat dan penuh keceriaan. Komunitas kuliner seperti Perkumpulan Chef Professional Indonesia (PCPI) DPC Probolinggo juga turut memamerkan kreativitas mereka dalam sajian makanan.

Dalam sambutannya, Wali Kota Aminuddin mengaku terkesan dengan antusiasme masyarakat. Ia menegaskan bahwa semangat warga menjadi alasan kuat untuk terus melanjutkan rangkaian acara Larasati di masa mendatang.

“Ternyata luar biasa animo masyarakat di Gelaran Budaya Larasati 2 ini. Jadi nanti akan terus kita lanjutkan ke Larasati 3, 4, 5, dan seterusnya,” ujarnya disambut tepuk tangan hadirin.

Ia juga menyoroti pentingnya ajang ini sebagai wahana memperkenalkan kembali kuliner khas Probolinggo yang mulai langka ditemukan dalam keseharian masyarakat. Menurutnya, tanpa peristiwa budaya seperti ini, masyarakat kesulitan mencicipi atau mengenal kembali kekayaan kuliner lokal.

Lebih jauh, ia menyatakan harapannya agar Larasati bisa menjadi cikal bakal kawasan wisata bertema pecinan yang otentik dan berkelanjutan di Kota Probolinggo.

“Jika acara seperti ini berlangsung konsisten, kawasan ini bisa menjadi ikon wisata pecinan baru yang memperkaya narasi kota kita,” ujar Wali Kota penuh semangat.

Panggung Seni Budaya Multietnik

Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan pertunjukan seni dari berbagai komunitas. Anak-anak dari sekolah minggu TITD membuka panggung dengan tarian Snukits. Atraksi seni bela diri Siang Kung memukau penonton, diikuti peragaan busana Miss Tionghoa, dan penampilan line dance dari grup Serenity.

Atraksi bantengan dan barongsai menjadi penutup meriah yang menampilkan semangat akulturasi budaya. Menariknya, istri wali kota dr. Evariani Aminuddin bersama Kepala BPS Kota Probolinggo, Mouna Sri Wahyuni, ikut tampil dalam sesi line dance, menambah kehangatan interaksi antara pejabat dan masyarakat.

Gelar budaya Larasati2 juga memberi panggung bagi pelaku UMKM muda. Kevin Justin Harva, remaja 17 tahun penjual Oppa Coin, mengaku kewalahan melayani pembeli.

“Sampai ada sekitar 20 pelanggan yang saya tolak karena keteteran. Saya bawa 60 porsi, ternyata kurang,” ungkap Kevin.

Ia berharap acara seperti Larasati dapat menjadi agenda tetap karena memberikan peluang ekonomi nyata bagi pelaku usaha kecil. Kevin bahkan menyebut dirinya sebagai satu-satunya penjual pancake Korea di acara tersebut, menambah daya tarik dan eksklusivitas produknya.

Baca JugaMenelusuri Warisan Budaya dan Arkeologi di Gunung Argopuro Probolinggo

Apresiasi Warga dan Harapan Akan Keberlanjutan

Salah satu pengunjung, Cece Virda (34), warga Jalan Dr. Sutomo, mengaku bangga bisa menyaksikan anaknya tampil menari dalam panggung budaya ini.

“Senang ya, di Kota Probolinggo ada acara seperti ini. Antusias masyarakat luar biasa. Saya sudah coba soto sulung, jajanan, dan minuman. Nanti mau coba ke stand PCPI,” ujarnya.

Kehadiran warga dari berbagai latar belakang usia dan profesi menunjukkan bahwa acara budaya seperti Larasati mampu menyatukan masyarakat sekaligus menghidupkan ekonomi lokal. Dalam konteks pengembangan kota kreatif, Larasati menjadi contoh nyata bagaimana budaya, ekonomi, dan edukasi bisa berpadu di ruang terbuka.

Baca Juga : Pemkab Probolinggo Benahi Kawasan Cagar Budaya Candi Jabung

Potensi Destinasi Wisata Baru di Tengah Kota

Berdasarkan tren wisata budaya di beberapa kota besar Indonesia, seperti Semarang dengan Kawasan Pecinan-nya atau Surakarta dengan Pasar Gede-nya, pengembangan destinasi bertema etnis dan kuliner terbukti menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara. Kota Probolinggo memiliki potensi serupa melalui inisiatif seperti Larasati.

Jika ditopang dengan penataan kawasan, promosi digital, serta kolaborasi lintas komunitas, kawasan sekitar TITD berpotensi menjadi salah satu destinasi urban heritage unggulan di Jawa Timur.

Dengan berakhirnya Larasati#2, publik kini menanti agenda selanjutnya. Pemerintah Kota diharapkan dapat menjaga konsistensi penyelenggaraan, sekaligus menyiapkan langkah strategis agar dampak positif acara ini berlanjut secara jangka panjang. (DUh/aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *