Type to search

News Peristiwa

Gelombang Panas di Jepang Capai 41,8 Derajat Celcius

Share
Jepang kembali dilanda gelombang panas ekstrem dengan suhu mencapai rekor tertinggi kedua yaitu 41,8 derajat Celsius pada Selasa (5/8)

SUARAGONG.COM – Jepang kembali dilanda gelombang panas ekstrem dengan suhu mencapai rekor tertinggi kedua dalam sepekan. Kota Isesaki, Prefektur Gunma, mencatat suhu 41,8 derajat Celsius pada Selasa (5/8). Ini telah melampaui rekor 41,2 derajat Celsius yang tercatat di Prefektur Hyogo pada 30 Juli lalu. Rekor sebelumnya bertahan sejak 2018.

Gelombang Panas Ekstrem di Jepang Capai 41,8 Derajat Celsius

Badan Meteorologi Jepang (JMA) menyebut perubahan iklim sebagai pemicu utama lonjakan suhu ekstrem ini. Dampaknya terasa luas, mulai dari meningkatnya beban sistem kelistrikan akibat penggunaan pendingin udara, hingga lonjakan kasus penyakit terkait panas. Pemerintah pun mengeluarkan peringatan dan menerapkan aturan ketat untuk melindungi pekerja dari paparan panas berlebih.

Bulan lalu tercatat sebagai bulan terpanas dalam sejarah Jepang, disertai kekeringan ekstrem di beberapa wilayah. Wilayah Tohoku dan Hokuriku mengalami curah hujan Juli terendah sejak 1946. Suhu ekstrem juga memicu perubahan pola alam, seperti mekarnya bunga sakura yang lebih awal atau tidak sempurna, hingga tertundanya munculnya puncak salju di Gunung Fuji.

Pihak berwenang mencatat musim panas tahun lalu menyamai rekor terpanas yang pernah terjadi pada 2023. Diikuti musim gugur terhangat dalam 126 tahun terakhir. Di Kyoto, suhu sempat mencapai 40 derajat Celsius minggu lalu—rekor tertinggi di titik pengamatan setempat.

Baca Juga : Respons Kemenlu soal Dugaan WNI Meresahkan di Jepang

Tidak Hanya di Jepang

Fenomena ini tidak hanya dialami Jepang. Korea Selatan melaporkan Juli terpanas kedua sejak pencatatan dimulai pada 1973, dengan suhu rata-rata 27,1 derajat Celsius.

Di Jepang, dampak kekeringan semakin terasa. Sejumlah bendungan dan sawah mengalami kekurangan air, sementara petani mengeluhkan terhambatnya penanaman padi akibat kombinasi panas terik dan minimnya hujan. Para ahli mengingatkan, tren suhu ekstrem ini bisa semakin sering terjadi jika krisis iklim tidak segera diatasi.

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69
  • sultan69