Otoritas Israel Mengomentari langkah Hamas dengan menyepakati proposal gencatan senjata yang baru-baru ini diterima atas perang yang berlangung di Gaza. Gencatan senjata hamas israel tidak diterima oleh pihak Israel secara bulat. Tel Aviv menjelaskan Hamas hanya menyetujui versi “lebih lunak” dari proposal gencatan senjata yang diajukan Mesir, yang ketentuan-ketentuan di dalamya tidak dapat disepakati oleh Israel.
Mengutip pernyataan yang dirilis Kantor Perdana Benjamin Netanyahu, Senin malam, Israel akan menunjuk tim untuk melakukan pembicaraan. Pembicaraan tersebut dilaksanakan dengan mediator guna memanfaatkan kemungkinan mencapai kesepakatan dengan persyaratan yang bisa diterima Israel. Kabinet Perang Israel memutuskan untuk menambahkan operasi di Rafah untuk menerapkan tekanan militer terhadap Hamas. Tujuannya adalah mencapai kemajuan dalam pembebasan sandera dan tujuan perang lainnya.
Hamas memaparkan, bahwa pada senin malam mereka sudah menerima proposal Qatar dan mesir untuk gencatan senjata Hamas Israel di Gaza. Keputusan Hamas disampaikan setelah Israel memerintahkan warga Palestina yang berada di Rafah Timur untuk segera melakukan evakuasi ke jalur Gaza selatan, Kota Al-Mawashi. Sebanyak 100.000 masyarakat Palestina tinggal disana yang akan dievakuasi, meurut Radio Tentara Israel.
Tuntutan Warga Israel
Walaupun hari sudah larut, ratusan warga Israel berkumpul di markas besar militer di Tel Aviv untuk menyerukan kesepakatan detik itu. Pertemuan yang lebih intens dilaporkan terjadi di Yarusalem dan beberapa kota lain di Israel.
Forum Keluarga Sandera menyatakan, pengumuman Hamas harus membuka jalan kembalinya sandera. sebanyak 132 warga disandera Hamas selama tujuh bulan terakhir. Mereka menambahkan bahwa sudah waktunya bagi semua pihak yang terlibat untuk memenuhi komitmen mereka dan mengubah kesepakatan untuk kembalinya sandera.
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres mendesak Israel dan Hamas untuk melakukan upaya ekstrayang dibutuhkan untuk mewujudkan kesepakatan dan penderitaan saat ini.
Kesepakatan Gencatan Senjata
Perbedaan paling dasar yang memisahkan kedua belah pihak pada pembicaraan di Kairo pekan lalu yaitu mengenai kerenggangan gencatan senjata. Israel ingin memiliki hak untuk melanjutkan aksi militer, khususnya terhadap sisa-sisa sayap militer Hamas di Rafah, usai gancatan senjata selesai.
Pembicaraan di Kairo tampaknya terhenti karena desakan Hamas bahwa Israel berkomitmen untuk menjadikan gencatan senjata permanen sejak awal perjanjian. Hal tersebut lebih masuk akal dibandingkan menegosiasikan durasinya sesudah gencatan senjata dilaksanakan.
Para pejabat Hamas dikutip mengatakan bahwa rencana yang mereka terima mencakup gencatan senjata, rekonstruksi Gaza, pemulangan pengungsi ke rumah mereka dan kesepakatan pertukaran tahanan, dan bahwa kesepakatan tersebut akan melibatkan tiga fase, yang masing-masing berlangsung selama 42 hari. Penjelasan tersebut membuat tidak jelas apakah ada perbedaan mendasar terhadap proposal yang diajukan oleh mediator Mesir pekan lalu.
Para pejabat Hamas Menjelaskan bahwa rencana yang mereka terima meliputi banyak aspek. Diantaranya rekontruksi Gaza, pemulangan pengungsi ke rumah mereka dan kesepakatan pertukaran tahanan. Kesepakatan tiga fase, yang masing-masing berlangsung selama 42 hari. Pemaparan tersebut didasari proposal yang diajukan oleh mediator Mesir minggu lalu. (acs)
Comments 2