Type to search

News Wisata

Gereja Merah Probolinggo Bukan Sekadar Bangunan Tua

Share
gereja tua probolinggo berwarna merah terang dengan gaya arsitektur klasik Eropa yang begitu kontras dengan suasana tropis Indonesia

SUARAGONG.COM – Di tengah hiruk-pikuk aktivitas kota Probolinggo, berdiri sebuah bangunan bersejarah yang mencolok dan memikat mata siapa saja yang melintas. Sebuah gereja tua probolinggo berwarna merah terang dengan gaya arsitektur klasik Eropa yang begitu kontras dengan suasana tropis Indonesia. Bangunan ini dikenal masyarakat sebagai Gereja Merah, dan keberadaannya tidak hanya menjadi tempat ibadah. Bangunan ini juga simbol sejarah, toleransi, dan daya tarik visual yang langka.

Gereja Tua Merah Probolinggo: Peninggalan Kolonial Belanda

Gereja Merah atau secara resmi disebut Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel Probolinggo merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda yang dibangun pada abad ke-19. Letaknya berada di Jalan Suroyo, jantung kota Probolinggo, menjadikannya mudah dijangkau oleh siapa pun yang sedang berkunjung ke kota ini. Keunikan gereja ini terletak bukan hanya pada warnanya yang mencolok, melainkan juga pada material bangunannya. Di mana menggunakan besi bergelombang atau corrugated iron yang kala itu didatangkan langsung dari Eropa. Hal ini menjadikannya tahan terhadap cuaca tropis dan tetap berdiri kokoh hingga lebih dari satu abad kemudian.

Yang menjadikan Gereja Merah di Probolinggo semakin istimewa adalah fakta bahwa hanya ada tiga gereja dengan model dan warna serupa di seluruh dunia. Selain di Probolinggo, dua gereja merah lainnya berada di Swiss dan di Jepang. Ini menjadikan gereja ini sebagai salah satu warisan arsitektur yang sangat langka. Warna merah yang kini menjadi daya tarik utamanya awalnya bukan ditujukan untuk estetika, melainkan sebagai pelapis antikarat. Namun, seiring berjalannya waktu, warna ini justru menjadi identitas visual yang kuat dan melekat di benak masyarakat.

Baca Juga : Gereja Katedral Santa Perawan Maria

Mengadopsi Gaya Arsitektur Gotik

Arsitektur bangunan ini mengadopsi gaya gotik yang bisa dilihat dari jendela-jendela tinggi berbentuk lengkung. Digunakan pintu utama yang besar dan elegan, serta menara runcing yang menjulang di bagian depan gereja. Jendela-jendelanya dihiasi kaca patri dengan ornamen klasik, memberikan kesan megah dan sakral yang begitu khas. Paduan antara struktur besi, desain gotik, dan warna merah menyala memberikan daya tarik visual yang sangat kuat. Tak heran jika bangunan ini kerap menjadi latar favorit bagi para fotografer dan pegiat konten visual.

Berada di lokasi yang strategis, gereja ini mudah ditemukan dan sering kali menjadi bagian dari rute perjalanan wisata sejarah dan budaya di kota Probolinggo. Jalanan di sekitarnya pun masih mempertahankan nuansa kota lama. Dengan beberapa bangunan tua yang masih berdiri, menghadirkan suasana yang cocok untuk penelusuran sejarah secara lebih dalam. Meski sederhana dari sisi ukuran, Gereja Merah mampu menciptakan suasana yang tenang dan damai bagi siapa saja yang datang berkunjung.

Baca Juga : Castello Orsini Dijual Dengan Harga 6 Juta Dolar

Simbol Toleransi di Probolinggo

Lebih dari sekadar objek wisata, gereja ini juga menjadi simbol keragaman dan toleransi yang telah lama hidup berdampingan di Probolinggo. Masyarakat sekitar menjaga dan merawat keberadaan gereja ini dengan penuh hormat, menjadikannya sebagai bagian dari identitas kota. Gereja ini masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah hingga hari ini, sekaligus menjadi saksi bisu perjalanan sejarah panjang kota Probolinggo dari masa kolonial hingga masa kini.

Keindahan bangunan ini semakin terlihat saat matahari bersinar cerah. Warna merahnya memantulkan cahaya yang dramatis, menciptakan bayangan dan pantulan yang membuatnya tampak hidup di tengah lingkungan hijau dan birunya langit. Bagi pengunjung yang ingin merasakan ketenangan, tempat ini menawarkan suasana damai yang mendalam, apalagi jika dikunjungi pada pagi hari atau menjelang senja.

Dengan semua keunikan tersebut, Gereja Merah di Probolinggo menjadi lebih dari sekadar bangunan tua. Ia adalah saksi sejarah, ikon arsitektur, simbol kebhinekaan, dan juga destinasi yang menawarkan pengalaman visual dan emosional yang mendalam. Mengunjunginya berarti mengapresiasi warisan budaya yang langka, merayakan keberagaman, dan menyatu dengan jejak masa lalu yang tetap hidup di tengah dunia yang terus berubah. (Duh/aye)

Baca Juga Artikel Berita Lain dari Suaragong di Google News

Tags:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *