Indonesia, Suaragong – Gaes, untuk mencapai visi misi Indonesia mencapai digitalisasi pada tahun 2045, Gigabit City merupakan proyek baru Kominfo untuk memenuhi perkembangan teknologi kedepannya. Untuk memenuhi Visi misi tersebut, dibutuhkan akselerasi jaringan yang sangat cepat. Dalam mengatasi permasalahan tersebut Kominfo akhirnya memperkenalkan Konsep dari proyek terbarunya yaitu “Gigabit City”.
Apa itu Gigabit City
Menurut Ketua Infrastruktur Telematika Nasional, Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sigit Puspito Wigati Jarot, pada Kamis, (01/02/24) lalu di dalam Forum pembahasan konsep Gigabit City “Jika Smart City berfokus kepada kota. Maka berbeda dengan Gigabit City yang menitikberatkan kemampuan koneksi internet hingga mencapai kecepatan 1GB per detik.”
Kelebihan Gigabit City
Beberapa kelebihan dari Gigabit City yaitu:
- Dapat mengakomodasi flow data yang besar
- Pengurangan waktu respon, dan
- Mengakomodasi beberapa flow secara terpisah.
Menurut Dirjen PPI Kementerian Kominfo, Wayan Toni Supriyatno mengatakan “Pihaknya bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan yang mengakomodir penyelenggara telekomunikasi untuk membangun infrastruktur digital yang diperlukan.”
Ia juga mengatakan pada hari Jumat 5 Juli 2024 pada acara CNBC Indonesia Tech & Telco Forum 2024 yaitu “Internet yang kita harapkan adalah pemerataan distribusi, bagaimana kapasitas dan tentu kualitasnya.”
Konsep Proyek Baru Kominfo “Gigabit City”
Sigit selaku ketua Infrastruktur Telematika Nasional (Mastel) mengungkapkan dalam pembentukan Gigabit city ini memerlukan konsep gigabit societies yang dirancang dalam lingkup kecil terlebih dahulu. Mulai dari pembentukan gigabit building, kemudian perkumpulan gedung menjadi gigabit cluster, selanjutnya akan terbentuk gigabit district, hingga akhirnya menjadi gigabit city. Kemudian diharapkan dapat diperluas hingga gigabit provinsi dan berakhir pada negara yang memiliki jaringan gigabit.
Tantangan Realisasi Gigabit City
Gigabit City adalah sebuah konsep perkotaan yang memiliki konektivitas internet ultra cepat mencapai 1 gigabit per detik (Gbps).
Gigabit City harus memperhatikan kebutuhan di setiap wilayah di Indonesia yang berbeda-beda. Sebagai perbandingan, Singapura lebih mudah dalam membangun smart city karena minim tantangan demografi dibanding Indonesia.
Menurut wayan “Internet yang kita harapkan adalah pemerataan distribusi, bagaimana kapasitas dan tentu kualitasnya.”
Kominfo akan bertindak sebagai orkestrator. Sedangkan pemerintah daerah membantu menggelar jaringan untuk dimanfaatkan masyarakat.
Dia berharap ke depannya teknologi artificial intelligence (AI/kecerdasan buatan), robotik hingga metaverse bisa diwujudkan, sehingga membutuhkan kecepatan luar biasa.
Nah gaes, jadi itu Gigabit City yang merupakan Proyek Baru Kominfo untuk meningkatkan Digitalisasi Indonesia di tahun 2045. Bagaimana menurutmu apakah konsep tersebut dapat mudah direalisasikan? (Fz/Sg).