Gubernur Jatim Komitmen Lindungi dan Berdayakan PMI
Share

SUARAGONG.COM – Komitmen kuat Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, dalam melindungi dan memberdayakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) kembali menuai apresiasi nasional. Kali ini, penghargaan datang dari Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia sekaligus Kepala BP2MI, Abdul Kadir Karding.
Jatim Terdepan Lindungi Pekerja Migran, Gubernur Khofifah Raih Penghargaan Nasional
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Abdul Kadir Karding kepada Gubernur Khofifah—yang diwakili oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim, Sigit Priyanto—dalam acara peluncuran program Desa Migran Emas di Wahana Ekspresi Poesponegoro, Gresik, Jumat (11/7/2025).
Buat Khofifah, penghargaan ini bukan cuma soal penghormatan simbolis. Tapi jadi pengingat dan momentum buat terus memperkuat perlindungan komprehensif bagi PMI asal Jawa Timur.
“Penghargaan ini menjadi momentum penting bagi kami untuk memperluas jangkauan perlindungan dan memberdayakan lebih banyak PMI, baik yang sedang bekerja di luar negeri, yang akan berangkat, maupun yang telah kembali,” ujarnya.
Data terbaru membuktikan bahwa Jawa Timur masih jadi provinsi dengan jumlah penempatan PMI tertinggi se-Indonesia. Dari Januari sampai Februari 2025 aja, tercatat ada 11.265 PMI yang diberangkatkan ke berbagai negara. Rinciannya: 5.438 orang di bulan Januari dan naik jadi 5.827 orang pada Februari.
Bahkan, berdasarkan proyeksi dari Pusat Data dan Informasi BP2MI, total penempatan PMI asal Jatim di tahun 2025 diprediksi tembus angka 70.422 orang, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 69.594 orang. Ini bikin Jatim nggak cuma sebagai penyumbang tenaga migran terbesar, tapi juga jadi acuan nasional dalam praktik migrasi aman.
“Jumlah ini menunjukkan besarnya potensi tenaga kerja dari Jatim. Namun ini juga menjadi tantangan besar dalam hal perlindungan. Maka, edukasi dan literasi menjadi prioritas kami agar para calon PMI dan keluarganya memahami prosedur yang benar dan tidak mudah tergiur tawaran yang tidak resmi,” jelas Khofifah.
Baca Juga : Jatim Dipuji Jadi Satu-satunya Provinsi Miliki Perda Perlindungan PMI
Program Strategis PMI
Pemprov Jatim sendiri udah menyiapkan berbagai program strategis buat dukung PMI. Mulai dari edukasi sebelum keberangkatan, bantuan pengurusan dokumen legal, penguatan balai pelatihan kerja, sampai pemberdayaan purna migran dengan pelatihan kewirausahaan dan kemudahan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank.
“Kita ingin agar hasil kerja keras para PMI itu tidak berhenti di remitansi. Lebih dari itu, kita ingin para PMI kita tumbuh menjadi pengusaha, menjadi motor ekonomi desa. Harus pulang sebagai juragan, jangan sampai menjadi korban,” tegas gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Khofifah juga menyambut positif peluncuran program Desa Migran Emas dari Kementerian PPMI yang jadi pengembangan dari program Desmigratif. Menurutnya, ini sangat pas dengan kebutuhan desa-desa kantong migran.
“Desa harus menjadi garda terdepan dalam edukasi, perlindungan, dan pemberdayaan migran. Maka Desa Migran Emas ini kita sambut sebagai peluang besar membangun desa dari migrasi yang aman dan produktif,” jelasnya.
Nggak lupa, Khofifah juga mengajak semua pihak buat bareng-bareng bergerak. Mulai dari pemerintah kabupaten/kota, Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), komunitas migran, sampai sektor swasta.
“Pekerjaan ini tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri. Ini harus dilakukan bersama. Oleh karena itu sinergi dan kolaborasi dari seluruh pihak sangat penting sehingga mewujudkan terciptanya migrasi aman,” pungkasnya. (Wahyu/aye)