SUARAGONG.COM – Seiring berjalannya waktu, kita semua berubah. Baik itu fisik, cara pandang, atau bahkan cara kita menikmati hidup. Sebagai orang dewasa, seringkali muncul rasa iri terhadap masa kecil yang tampaknya bebas dan penuh kegembiraan, apalagi ketika kita menyadari betapa sulitnya menjalani kehidupan nyata. Dulu, kita percaya bahwa menjadi dewasa adalah petualangan yang penuh kebebasan dan uang. Namun, kenyataan membuktikan sebaliknya—menjadi dewasa berarti bekerja keras, membayar tagihan, dan menghadapi banyak tanggung jawab. Dan terkadang, saya merasa merindukan hari-hari sederhana saat tidur adalah masalah terbesar yang harus saya hadapi.
Hal-Hal Terapi yang Saya Temui Seiring Bertambahnya Usia
Mengingat masa kecil, ada beberapa hal yang dulunya saya anggap membosankan atau tidak penting, namun kini menjadi terapi yang saya rindukan.
Waktu Tidur
Dulu, saya sering dimarahi ibu jika tidak tidur tepat waktu. “Kenapa kita tidak bisa begadang seperti orang dewasa yang menonton televisi?” saya pernah bertanya, seolah itu lebih menyenangkan. Sekarang, sebagai orang dewasa, saya justru merasa bersyukur atas waktu tidur. Tidur menjadi momen paling dinanti-nanti dalam sehari. Ada ketenangan saat berbaring di kasur, melepaskan lelah setelah seharian bekerja. Terkadang, saya hanya scroll TikTok atau Twitter hingga mata terasa berat, atau sesekali berbaring dalam keheningan, menyadari bahwa besok adalah hari baru yang harus dijalani.
Baca juga : Ini 8 Tanda Kepribadian yang Bijaksana dan Dewasa
Tidak Melakukan Apa-apa
Di masa kecil, saya selalu merasa harus sibuk. Ada permainan, pekerjaan rumah, atau teman yang harus dijumpai. Namun kini, saya mulai menikmati seni untuk tidak melakukan apa-apa. Tidak ada ponsel, tidak ada kewajiban, tidak ada tekanan. Sesederhana itu, namun memberi saya kesempatan untuk beristirahat, mengisi ulang tenaga, dan memulai kembali dengan kepala yang lebih jernih. Tidak melakukan apa-apa bukan berarti malas, melainkan memberi ruang untuk diri sendiri agar bisa beristirahat.
Tidur Siang
Sebagai anak, saya tak pernah mengerti mengapa tidur siang itu penting. Kenapa harus berbaring saat masih banyak hal menarik yang bisa dilakukan? Namun, sekarang saya sangat merindukan tidur siang. Hanya dengan tidur sejenak di siang hari, saya merasa tubuh dan pikiran saya kembali segar. Tidur siang memberi saya kekuatan untuk melanjutkan sisa hari dengan lebih baik, dan sekarang saya benar-benar menghargai manfaatnya.
Bersih-Bersih
Dulu, membersihkan rumah adalah tugas yang selalu saya hindari. Rasanya itu adalah hukuman yang tak ada habisnya. Tetapi kini, saya menemukan sesuatu yang terapeutik dalam aktivitas bersih-bersih. Gerakan yang ritmis saat menyapu, mencuci piring, atau menyedot debu terasa menenangkan. Ketika rumah beres dan segala sesuatunya tertata rapi, saya merasa lebih terkendali. Meskipun kadang terlihat sepele, membersihkan rumah membuat saya merasa seperti punya kendali atas hidup saya, meskipun hanya untuk sementara.
Hujan
Dulu, hujan selalu terasa menyebalkan. Tidak bisa bermain di luar, tidak bisa bersepeda, dan tidak bisa pergi ke rumah teman. Namun sekarang, saya justru menikmati hari-hari hujan. Ada kenyamanan tersendiri ketika berada di dalam rumah, mendengarkan suara hujan di luar. Suasana yang tenang dan hangat membuat saya bisa menikmati waktu lebih pelan, apakah itu dengan membaca buku atau menonton film. Hujan memberi alasan untuk melambat, sesuatu yang sering saya butuhkan.
Baca juga : Kenapa Orang Memilih Slow Living?
Keheningan
Keheningan adalah hal yang sangat saya rindukan. Dulu, saya dikelilingi suara-suara: obrolan teman, TV yang selalu menyala, atau suara di luar rumah. Sekarang, keheningan terasa seperti hadiah yang sangat berharga. Dalam dunia yang penuh dengan notifikasi, email, dan tuntutan, menemukan keheningan memberi kesempatan untuk beristirahat dari semua itu. Beberapa saat di pagi hari sebelum dunia bangun atau beberapa menit sendirian di ruang yang sunyi memberi saya ruang untuk bernapas dan terkoneksi dengan diri sendiri.
Seiring bertambahnya usia, saya semakin menyadari bahwa hal-hal sederhana yang dulu saya anggap sepele kini menjadi momen yang paling berharga. Waktu tidur, tidak melakukan apa-apa, tidur siang, membersihkan rumah, hari hujan, dan keheningan—semuanya adalah bagian dari kehidupan yang membuatnya terasa lebih mudah dan seimbang. Mungkin kehidupan dewasa tidak seperti yang saya bayangkan dulu, tetapi saya belajar untuk menemukan keindahan dalam momen-momen kecil yang dulu terlihat tidak penting. Dan jujur, saya tidak akan menukarnya dengan apa pun. (acs)