Type to search

Gaya Hidup Malang

Harga Ayam Malang Kota Naik Hingga Rp37 Ribu per Kilogram

Share
Harga Daging Ayam Naik Hingga Rp37 Ribu per Kilogram

SUARAGONG.COM – Menjelang akhir tahun, harga daging ayam di Kota Malang kembali merangkak naik. Kondisi ini dikeluhkan pedagang karena berdampak langsung pada penurunan daya beli masyarakat. Salah satu pedagang ayam di kawasan Bumiayu, Sutaji, mengatakan bahwa harga daging ayam saat ini berada di kisaran Rp36 ribu hingga Rp37 ribu per kilogram, angka yang dinilainya merupakan kenaikan paling tinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Harga Daging Ayam Naik Hingga Rp37 Ribu per Kilogram

“Saiki mahal, Rp36 ribu sampai Rp37 ribu per kilo. Kenaikan sekarang ini yang paling parah. Tahun-tahun kemarin paling murah itu Rp32 ribu,” ujarnya.

Menurut Sutaji, kenaikan harga menjelang akhir tahun memang bukan hal baru, namun lonjakan kali ini terasa lebih memberatkan. Dampaknya, aktivitas jual beli di lapaknya mengalami penurunan drastis karena pembeli cenderung mengurangi belanja.

“Kenaikan ini jelas berpengaruh ke penjual. Penjualan menurun dan pembeli jadi sepi,” katanya.

Baca Juga : Harga Cabai di Pasar-Pasar Malang Naik Hingga Rp 75 Ribu

Pedagang Keluhkan Penurunan Penjualan

Akibat sepinya pembeli, ia terpaksa mengurangi jumlah pasokan ayam yang ia bawa ke pasar. Jika biasanya ia menjual hingga 1,5 kuintal ayam per hari, kini ia hanya berani membawa 1 kuintal, bahkan terkadang hanya 80 kilogram.

“Biasanya bawa satu setengah kuintal itu tidak habis. Kalau harga stabil, biasanya bisa habis. Sekarang saya mengurangi suplai,” jelasnya.

Sutaji menyebut kelangkaan pasokan menjadi pemicu utama lonjakan harga. Sebagai pedagang yang mengambil stok dari sistem kemitraan, ia merasakan perubahan suplai langsung berimbas pada harga jual di pasar.

“Harga naik karena ayamnya sulit. Saya ambil ayam dari kemitraan. Kalau barang susah, ya harga ikut naik,” tambahnya.

Meski kondisi pasar sedang lesu, ia berharap harga bisa kembali stabil agar pembeli tidak terbebani dan roda perdagangan kembali normal.

“Ini sepi memang karena harga lagi naik saja. Kalau harga stabil, ya ramai lagi,” katanya optimis.

Sutaji yang sudah berjualan sejak 2011, mengaku sudah terbiasa menghadapi fluktuasi harga setiap akhir tahun. Meski begitu, ia tetap berharap pemerintah ikut menjaga stabilitas harga dan pasokan agar pedagang kecil tidak terlalu terdampak.

“Harapannya ya harga bisa lebih stabil, supaya pedagang dan pembeli sama-sama tidak terlalu terbebani,” pungkasnya. (fat/Aye)

Tags: