Type to search

Ekonomi Malang

Harga Cabai Rawit dan Bawang Merah Naik di Pasar Mergan Malang

Share
Cabai rawit dan Bawang Merah di pasar tradisional Kota Malang mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan, terlihat di Pasar Mergan

SUARAGONG.COM – Sejumlah komoditas pangan di pasar tradisional Kota Malang mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan, terutama cabai rawit dan bawang merah. Kondisi ini dirasakan langsung oleh para pedagang sayur di Pasar Mergan. Ia mengaku harus menyesuaikan diri dengan perubahan harga yang fluktuatif.

Naiknya Harga Cabai Rawit dan Bawang Merah di Pasar Mergan KOta Malang 

Salah satu pedagang sayur, Rahayu (50), menyampaikan bahwa harga cabai rawit saat ini berada di kisaran Rp 45.000 per kilogram, sedangkan bawang merah mencapai Rp 45.000 per kilogram.

“Kalau saya pakai kualitas super karena kirim ke depot dan katering. Harganya memang sedikit lebih mahal, kadang bisa naik sampai Rp 60.000 per kg tergantung kondisi pasar,” ujar Rahayu, Kamis (26/6/2025).

Baca Juga : Harga Cabai di Kota Malang Naik Mendekati Idul Adha

Anomali Cuaca dan Distribusi Picu Kenaikan

Kenaikan harga dua komoditas ini disebut dipicu oleh anomali cuaca dan berkurangnya stok cabai di Kota Malang. Banyak hasil panen yang dikirim ke luar Pulau Jawa, sehingga pasokan lokal menjadi terbatas.

“Biasanya naik-turunnya hanya sekitar Rp 5.000, tapi sekarang bisa selisih sampai Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per kg,” tambah Rahayu.

Baca Juga : Plasi Bikin Petani Bawang di Probolinggo Menjerit, Pemerintah Diminta Bertindak

Komoditas Lain Cenderung Turun

Meski harga cabai rawit dan bawang merah naik, beberapa komoditas lain justru mengalami penurunan harga. Berikut update harga komoditas di Pasar Mergan per hari ini:

  • Buncis: Rp 12.000/kg
  • Cabai besar: Rp 25.000/kg
  • Cabai keriting: Rp 25.000/kg
  • Wortel: Rp 12.000/kg
  • Bawang putih: Rp 30.000/kg
  • Bawang merah: Rp 45.000/kg (Probolinggo bisa sampai Rp 60.000/kg)
  • Bawang bombay: Rp 35.000/kg (sebelumnya Rp 30.000/kg)

Pasar Masih Fluktuatif

Rahayu menambahkan bahwa fluktuasi harga masih akan terus terjadi, tergantung pada ketersediaan stok dan pola distribusi dari daerah penghasil.

“Kami para pedagang hanya bisa menyesuaikan. Kalau stok banyak, harga turun. Tapi kalau stok dikirim ke luar daerah, otomatis harga naik,” tandasnya.

Lonjakan harga ini menjadi perhatian tersendiri menjelang musim paceklik dan perubahan cuaca ekstrem yang memengaruhi hasil panen petani. (fat/aye)

Tags:

You Might also Like

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *